Bisnis.com, PEKANBARU- Kementerian ESDM meresmikan proyek pembangkit listrik 1 megawat dari limbah cair minyak kelapa sawit di desa Rantau Sakti, kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu, Riau.
Proyek pembangkit tenaga listrik biogas (PLTB) ini merupakan pilot project pemanfaatan palm oil mill effluent (POME). Proyek ini menggunakan dana APBN senilai Rp28 miliar dan dana APBD Kabupaten Rokan Hulu.
Pengolahan POME dari pabrik PT Arya Rama Prakarsa sebesar 45 ton tandan buah segar (TBS) per hari menjadi 1 MW listrik untuk 1.050 KK di perdesaan.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan masyarakat Rantau Sakti benar-benar merdeka bisa menikmati listrik 24 jam, tetapi masyarakat harus tetap hemat karena masyarakat lain masih membutuhkan.
"Kami berharap proyek ini bisa bertahan lama dan berkelanjutan. Rokan Hulu yang pertama menjadi pilot project limbah cair sawit untuk pembangkit listrik bagi warga perdesaan," ungkapnya saat peresmian pilot project pemanfaatan limbah cair sawit (POME) di Desa Rantau Sakti, Tambusai Utara, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9).
Pemerintah mengimpor 1,5 juta barel BBM per hari senilai 1,2 triliun per hari atau 120 juta dolar per hari.
Namun, itu tidak masalah karena untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, sehingga rakyat semakin makmur. Dengan pertumbuhan penduduk 1,2 persen per tahun dan pertumbuhan energi 8 persen, sehingga pada 2020 impor BBM sebesar 1,8 juta barel per hari senilai 2,2 juta dolar AS atau Rp2,2 juta triliun per hari.
Susilo menjelaskan jika 1 MW butuh 4.000 kiloliter BBM per tahun, bisa mengurangi impor BBM 4.000 kilo liter per tahun. Jika ada 30 PKS, maka bisa menghemat 1,2 juta kiloliter.
Ke depan, wamen ESDM mengharapkan bupati jangan hanya mengandalkan APBD, tetapi juga melibatkan swasta. Dengan biaya Rp28 miliar tidak mahal untuk dikerjakan bersama.
Rida Mulyana, Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengungkapkan bauran energi baru dan terbarukan pada 2025 diharapkan tumbuh menjadi 23 persen.
Bioenergi diharapkan dapat memberi kontribusi penyediaan energi nasional sebesar 8,2 persen melalui pengembangan PLT bioenergi dan penyediaan BBN.
Dia menambahkan pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
"Potensi biomassa tercatat sebesar 32.654 MW dan sebesar 1.716,5 MW telah dikembangkan," ujarnya.
Adapun pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi on grid (tersambung dengan jaringan PLN) mencapai 90,5 MW sampai dengan 2013. Pengembangan pembangkit listrik bioenergi off grid sekitar 1.626 MW.
"Pembangkit listrik tersebut berbasis biomassa, biogas, dan sampah kota," ungkapnya.
Pada tahun ini, imbuh Rida, PLT bioenergi sebesar 56 MW ditargetkan bisa terhubung ke jaringan PLN.
Provinsi Riau merupakan daerah yang dikenal sebagai penghasil energi terbesar di Indonesia (meliputi minyak bumi, gas bumi, dan minyak sawit).
Luas lahan sawit di Riau 2,2 juta hektare berpotensi menghasilkan 6,5 juta ton minyak sawit per tahun dengan limbah cair 16,25 juta meter kubik.
"Jika dimaksimalkan, pengolahan limbah cair sawit berpotensi menghasilkan 90 MW listrik, mampu mengurangi emisi sebesar 568.000 ton C02 per tahun dan menghasilkan pupuk organik untuk kebutuhan pertanian," ungkapnya.
Kementerian ESDM Resmikan Pembangkit Listrik dari Limbah Sawit
Kementerian ESDM meresmikan proyek pembangkit listrik 1 megawat dari limbah cair minyak kelapa sawit di desa Rantau Sakti, kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu, Riau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu