Bisnis.com, SUBANG--Kementerian Perindustrian menyambut baik pembangunan pabrik propelan senilai US$300 juta-US$400 juta oleh PT Dahana (Persero) dan pihaknya siap memberikan insentif besar bagi investasi ini.
M.S Hidayat, Menteri Perindustrian, mengatakan pihaknya siap membantu memberikan tax holiday dan bebas bea masuk bagi teknologi yang dibutuhkan dalam pembangunan pabrik ini.
"Investasi ini tidak hanya berhubungan dengan industri dan bisnis, tetapi juga kedaulatan bangsa. Hadirnya propelan hasil produksi dalam negeri, menyudahi ketergantungan impor dalam industri pertahanan selama ini," tuturnya saat peletakan batu pertama di lokasi pabrik PT Dahana, Subang, Jumat (10/10/14).
Investasi propelan saat ini memang tidak memenuhi standar ekonomis dan menguntungkan, akan tetapi hasil produksi dari pabrik berkapasitas 800 ton per tahun ini baik untuk ekspor.
Hidayat menuturkan, setelah produksi propelan terwujud pemerintah mulai memikirkan ketersediaan bahan baku yang saat ini masih di impor dari sejumlah negara.
"Amoniak kita bisa diproduksi sebagai bahan baku propelan, tapi teknologinya belum mendukung," katanya.
PT Dahana bekerjasama dengan Roxel dan Euresco yang merupakan perusahaan asal Prancis.
Dalam investasi ini, Dahana memiliki saham sebesar 51% sedangkan sisanya dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut.
Dahana Bangun Pabrik Propelan US$400 Juta
Kementerian Perindustrian menyambut baik pembangunan pabrik propelan senilai US$300 juta-US$400 juta oleh PT Dahana (Persero) dan pihaknya siap memberikan insentif besar bagi investasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : David Eka Issetiabudi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium