Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah membuka pintu bagi institusi keuangan asing dan lembaga multilateral yang hendak menggulirkan pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia sangat besar. Untuk membangun proyek pembangkit listrik 35.000 MW, misalnya, dibutuhkan investasi sebesar US$35 miliar.
Namun, JK menilai aspek permodalan bukan menjadi masalah, lantaran banyak pihak yang berminat untuk menggulirkan modal.
"Saya bertemu dengan banyak pihak, ADB, IDB, Bank Dunia, China, Abu Dhabi, mereka siap untuk danai infrastruktur. Tidak ada yang bilang siap dana untuk bangun apartemen," kata Wapres dalam pembukaan Indonesia Infrastructure Week 2014, Rabu (5/11).
JK optimistis dana dari institusi keuangan internasional akan masuk apabila Indonesia memiliki iklim bisnis dan regulasi yang kuat.
Terkait proyek infrastruktur, JK menegaskan proyek yang layak secara bisnis akan ditenderkan kepada swasta.
Adapun pemerintah akan menggarap proyek yang layak secara ekonomi, namun tidak layak secara bisnis. Misalnya, proyek pembangunan jalan pedesaan dan waduk.
Terkait pendanaan proyek-proyek infrastruktur, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto menyarankan agar Indonesia bergabung dalam forum Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang digagas oleh Tiongkok untuk menghidupkan kembali jalur sutra.
"Sembilan dari 10 negara Asean sudah bergabung dalam AIIB, tetapi Indonesia belum. Kami minta pemerintah mempertimbangkan kembali keanggotaan Indonesia dalam AIIB, karena ini sejalan dengan visi kemaritiman yang digagas Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Kadin juga pernah mengusulkan agar pemerintah membentuk bank khusus infrastruktur. Namun, hal tersebut ditanggapi dingin oleh Wapres.
"Kita justru mau menggabungkan bank-bank kita," kata Kalla.
Institusi Keuangan Asing Boleh Danai Proyek Infrastruktur
Pemerintah membuka pintu bagi institusi keuangan asing dan lembaga multilateral yang hendak menggulirkan pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
47 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 menit yang lalu
Pekerja Informal Jadi Beban Ekonomi Indonesia?
18 menit yang lalu
PPN Naik Jadi 12%, Harga BBM Pertamax Cs Ikut Terkerek?
32 menit yang lalu
PPN Naik 12%, Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Pajak Kemenkeu
39 menit yang lalu
Apindo Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 4,9%-5,2% pada 2025
40 menit yang lalu