Bisnis.com, BATANG—Perusahaan Listrik Negara atau PLN bakal serius menyelesaikan proses pembebasan lahan dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Batang pada 2015.
General Manager PLN Jateng-DIY Djoko R. Abumanan mengatakan pembangunan PLTU Batang bukan untuk kepentingan PLN, melainkan masyarakat dan ekonomi Indonesia. Dengan pasokan listrik dari Batang maka ekonomi akan berkembang, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kami diberi kewenangan pemerintah pusat untuk menyelesaikan pembebasan lahan 13% sejak September. Saat ini masih sosialisasi. Awal tahun depan ditarget [PLTU] mulai dibangun," ujarnya, Rabu (12/11/2014).
Saat ini dari total lahan PLTU sebanyak 226 hektar, masih ada sekitar 13% lahan yang belum dibebaskan. Proyek PLTU Batang memiliki kapasitas 2 X 1000 MW ini menelan biaya investasi hingga US$4 miliar atau hampir Rp48 triliun dan merupakan PLTU terbesar di Asia Pasifik.
Warga setempat Samsudin mengatakan masyarakat Batang sangat berharap agar pembangunan PLTU agar segera dimulai agar dapat membuka lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi di sekitarnya berjalan lebih positif.
"Bagi pemilik lahan, selama proyek ini untuk kepentingan umum dan penentuan harganya adil, warga akan selalu mendukung," kata Syamsudin.
Karnadi, warga lainnnya, menambahkan masyarakat Batang memahami bahwa proyek ini sangat penting bagi kabupaten Batang. Karena itu dengan penerapan Undang undang U No 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sangat tepat untuk membebaskan sisa lahan PLTU.
"Kami melihat proyek PLTU ini memiliki dampak yang besar dan positif bagi ekonomi di Batang. Karena itu kepastian dari pemerintah untuk melanjutkan proyek ini sangat melegakan. Kami yakin dengan sifat masyarakat Batang, langkah PLN akan mendapatkan dukungan luas, yang penting dilakukan secara transparan dan adil,” ujarnya.
Dukungan terhadap percepatan PLTU Batang terus meningkat. Sebelumnya sejumlah elemen masyarakat dari berbagai latarbelakang seperti gabungan kelompok tani (Gapoktan), Kelompok Nelayan, Kelompok Pemuda dan Perwakilan para kepala desa di wilayah proyek PLTU melakukan doa bersama dan mendeklarasikan Hari Tani PLTU Batang.
LAHAN PERTANIAN
Ketua Gapoktan Desa Ponowaren Marpu memaparkan kekhawatiran bahwa proyek PLTU Batang akan mengurangi lahan pertanian tidak beralasan. Pasalnya pembangunan bendungan Kedung Pingit di sekitar wilayah itu telah menciptakan lahan pertanian baru. Sebagai contoh di desa Ponowareng akan ada tambahan sawah seluas 74 hektar (ha), desa Kenconorejo sekitar 300 ha dan Kedungsegog sekitar 400 ha.
"Areal sawah produktif yang terkena dampak PLTU hanya sekitar 23 ha. Jumlah itu tidak akan mengurangi produktifitas hasil pertanian karena ada pencetakan sawah baru hingga ratusan hektar berkat bendungan pingit," terangnya.