Bisnis.com, JAKARTA - Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengungkapkan realisasi impor gula mentah untuk industri rafinasi tahun ini sudah mencapai sekitar 2,7 juta ton dari total izin 2014 sejumlah 2,8 juta ton.
“Realisasi impor raw sugar sampai sekarang sekitar 2,6 juta ton, mungkin sudah hampir 2,7 juta ton.
Yang kurang 100.000 ton tidak akan carryover sampai 2015, karena [masa izin impornya] berlaku sampai 31 Desember,” tuturnya.
Partogi memaparkan pemberian izin impor gula mentah kloter terakhir 2014 diterbitkan pada September sejumlah 133.000 ton.
Izin itu untuk 3 perusahaan, yaitu PT Sugar Labinta 30.000 ton, PT Angels Product 38.000 ton, dan PT Permata Dunia Sukses Utama 65.000 ton.
Saat ini, gula mentah yang baru tiba di Tanah Air adalah 40.000 ton di Medan.
“Itu sudah datang sepekan lalu, untuk Medan Sugar International yang izinnya sudah diberikan sejak Juni.”
Adapun, kebutuhan gula mentah untuk 2015 masih dibahas di Kemenperin dan diperkirakan rampung dalam pekan ini.
Partogi berjanji jumlah kuota yang akan diberikan akan pas dengan kebutuhan industri mamin besar, khususnya yang berorientasi ekspor.
“Kita jangan berpikir kalau impor gula mentah lantas mengganggu petani. Sebaliknya, kalau industri mamin tidak dikasih bahan baku, dia tidak bisa maju, apalagi mereka adalah kepanjangan ekspor. Jadi jangan selalu berpikir impor raw sugar itu negatif.”
Untuk diketahui, impor gula mentah RI paling banyak didatangkan dari Thailand dengan waktu kirim 4-5 hari, Australia dengan waktu pengapalan sekitar sepekan, dan Brasil dengan waktu kirim sekitar 40 hari.