Bisnis.com, SINGAPURA--China Merchant Group menyatakan kesiapannya berinvestasi secara besar-besaran untuk mendukung ambisi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Kesiapan perusahaan China tersebut sebagai tindak lanjut dari KTT APEC beberapa waktu lalu yang dihadiri para pemimpin pemerintahan dunia, termasuk Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi bahkan intens melakukan pembicaraan dengan Presiden China. Salah satu agenda penting yang dibahas adalah kerja.sama untuk menggolkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim global.
Sementara China sendiri sudah tancap gas untuk mewujudkan ambisi serupa, sebuah rencana besar bernama Jalur Sutera Baru.
"Saya sudah bertemu dengan petinggi China Merchant baru-baru ini. Mereka siap investasi di Indonesia untuk mendukung terwujudnya tol laut," ujar Sumadi Kusuma, President Global Putra International Group di Singapura, Kamis (18/12/2014).
Global Putra merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bisnis pelayaran dan logistik. Sudah sejak lama kelompok bisnis ini berkongsi dengan raksasa pelayaran China yaitu Cosco dan China Shipping Container Line.
Senada dengan komitmen China Merchant, Sumadi mengemukakan Cosco dan China Shipping juga siap mendukung rencana pemerintah merealisasikan konsep tol laut, antara lain dengan membangun infrastruktur maritim di Tanah Air.
Dana investasi yang akan dibenamkan China Merchant maupun kongsi China Shipping-Cosco memang belum diketahui. Namun menurut Sumadi, China tidak akan bertele-tele karena pendanaannya sudah tersedia.
Rinciannya, kata dia, ada dua mekanisme finansial yang disiapkan yaitu dana Jalur Sutera Baru senilai US$40 miliar dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) sebesar US$50 miliar.
"Dengan pendanaan ini pemerintah China ingin mengurai sumbatan konektivitas Asia," tuturnya disela-sela acara kunjungan ke CSCL Globe yang merupakan kapal peti kemas terbesar di dunia saat ini.
Dengan demikian China dan Indonesia sedang mengusung mimpi besar untuk mendobrak sumbatan konektivitas maritim dan logistik.
Bermodal jaringan yang kuat dengan kalangan pebisnis Negeri Panda, Sumadi optimistis mampu meyakinkan mitranya untuk berkontribusi positif bagi pengembangan jalur tol laut.
Kolaborasi bisnis ini akan berfokus pada pengembangan pelabuhan laut berskala internasional, domestik dan dry port di Indonesia. "Idealnya kami bisa mendapatkan dana dari China melalui G to G," kata Sumadi.
Sebagai gambaran, kesiapan China dalam menyongsong implementasi Jalur Sutera Maritim sudah cukup jauh.
China Shipping misalnya, telah memesan lima kapal kontainer terbaru seri 19.100 TEU. Kehadirannya merupakan strategi optimalisasi armada sekaligus meningkatkan daya saing internasional.
Kapal yang dipesan dari Hyundai Shipyard Korea merupakan kapal kontainer terbesar dan paling modern di dunia pada saat ini, serta berteknologi ramah lingkungan. Kapal pertama yang diluncurkan pada 18 November lalu diberi nama CSCL Globe.
Raksasa tersebut berukuran 400 meter (panjang), lebar 60 meter, gross tonnage 186.000 ton, bobot mati 155.200 ton dan draft 16 meter. Dengan demikian kapal tersebut empat kali lebih luas dari lapangan sepak bola.