Bisnis.com, BEIJING—Pemerintah China akhirnya menyetujui merger dua perusahaan pelayaran terbesar di Negeri Tirai Bambu ini, yakni China Ocean Shipping (Group) Co (COSCO) dan China Shipping Group Co, agar industri ini lebih kompetitif secara global.
Merger ini dapat mengerek posisi keduanya menjadi perusahaan pelayaran kontainer terbesar keempat di dunia dengan pangsa pasar sebanyak 8,1% jauh di bawah AP Moeller-Maersk A/S, Mediterranean Shipping Co SA dan CMA CGM SA.
Bulan lalu, Maersk Line memperkirakan permintaan angkutan kontainer tahun ini akan tumbuh pada kisaran yang lambat dari ekspektasi.
“Dengan persetujuan Dewan Perwakilan, COSCO dan China Shipping akan direstrukturisasi,” ujar pengawas aset negara seperti dikutip Reuters dari situs resmi Dewan Perwakilan Pemerintah, Sabtu (12/12/2015).
China Shipping Network Technology Co. Ltd, anak usaha China Shipping, mengatakan dalam keterbukaan informasinya bahwa merger ini akan fokus dalam bisnis transportasi freight, kontainer, dan minyak.
China Shipping Network Technology yang tercatat sebagai perusahaan terbuka akan melakukan delisting sahamnya dari Shenzhen Stock Exchange pada 14 Desember.
Perdagangan saham anak usaha keduanya, yakni China COSCO dan China Shipping Development, sudah dilakukan sejak 10 Agustus. Sayangnya, hingga saat ini, perwakilan perusahaan belum memberikan komentar apapun terkait hal tersebut.
Secara kolektif, berdasarkan data Barclays, aset COSCO dan China Shipping mencapai US$76 miliar.
Merger ini mewakili restrukturisasi aset pemerintah China melalui konsolidiasi di beberapa BUMN negara ini untuk menuai momentum persaingan global.
Sebelumnya, pemerintah China melakukan merger dua perusahaan pembangkit nuklir dan dua produsen kereta api.