Bisnis.com, JAKARTA - Peternak rakyat mendesak pemerintah segera membuat aturan supply dan demand mengingat kelebihan day old chicks atau bibit ayam umur sehari menimbulkan kerugian di sektor perunggasan.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmako mengatakan pengaturan ini dilakukan dengan mengubah regulasi yang merekomendasikan kuota impor grand parent stock (GPS) yang dinilai melebihi kebutuhan.
"Untuk 2015, kebutuhan GPS itu 600.000 ekor. Rekomendasi impornya [GPS] hanya 400.000 ekor. Sebelumnya [2014] itu bisa lebih. Bisa sampai 700.000 ekor. Itu kelebihan, ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (4/1/2015).
Dia menambahkan sisa 200.000 ekor GPS untuk kebutuhan tahun depan bisa dipenuhi dari dalam negeri. Bahkan, tahun lalu pun, produksi GPS dalam negeri sudah mencapai 100.000 ekor.
Menurutnya, masalah ini sudah disampaikan kepada Menteri Pertanian untuk kemudian dibicarakan dengan Menteri Perdagangan. Menurutnya, pertemuan antardua kementerian dan para asosiasi peternak ini direncanakan dalam waktu dekat.
Singgih mengatakan besarnya impor GPS tahun lalu menyebabkan produksi DOC pada 2014 melebih sekitar 7 juta ekor per minggu. Bahkan, pada 2015 ini, kelebihan DOC dihitung akan meningkat lebih dari dua kali lipat atau sebesar 17 juta ekor per minggu.
"Produksi DOC 2014 rata-rata 49 juta ekor, kebutuhannya 42 juta ekor. Kelebihan per minggu sekitar 7 juta ekor," katanya.
Sementara itu, produksi DOC pada 2015 dihitung akan mencapai 64 juta ekor per minggu, sedangkan kebutuhannya hanya 47 juta ekor per minggu.