Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Harus Tolak Impor Ayam dari Brasil, Ini Alasannya

Kalangan peternak ayam di Jawa Barat meminta pemerintah tegas menolak impor daging ayam asal Brasil ke dalam negeri.
Peternakan ayam/bisnis
Peternakan ayam/bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan peternak ayam di Jawa Barat meminta pemerintah tegas menolak impor daging ayam asal Brasil ke dalam negeri.

Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Jabar Herry Dermawan mengaku setuju dengan upaya pemerintah yang menolak impor daging ayam asal Brasil. Namun, hal itu jangan hanya sekadar wacana dan harus diimplementasikan secara langsung.

“Impor harus dihentikan karena peternak lokal masih sanggup memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri,” katanya, Kamis (22/1/2015).

Dia menjelaskan apabila impor tetap dilakukan, bisa dipastikan peternak lokal akan menjadi korban atau mengalami kerugian. Untuk itu, pemerintah wajib melindungi usaha warganya sendiri.

Herry menilai kebijakan menolak impor akan menjadi barrier derasnya impor ayam di pasar lokal.

"Dengan adanya impor daging ayam akan merusak tatanan harga pasar di dalam negeri. Setidaknya harga ayam lokal akan jatuh," ujarnya.

Sekalipun upaya penolakan impor tidak bisa dibendung, pihaknya merasa yakin daging ayam lokal akan lebih diminati konsumen karena rasanya yang jauh lebih enak ketimbang ayam asal negeri samba tersebut.

"Daging ayam dari luar negeri biasanya amis dan banyak lemak," ucapnya.

Berdasarkan data yang ada, Jabar merupakan daerah produsen terbesar secara nasional untuk hewan ternak unggas, khususnya ayam. Jabar memasok hampir 60% kebutuhan ayam di Indonesia.

"Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan bagi pemerintah untuk mengimpor ayam," paparnya.

Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) meminta jangan hanya melakukan penolakan terhadap impor daging ayam, tetapi juga memperbaiki sektor perunggasan nasional.

Sekretaris PPUI Ashwin Pulungan mengatakan apabila sektor perunggasan nasional tidak diperbaiki maka akan tersaingi atau kalah dengan perunggasan negara Asia Tenggara lainnya.

Dia mengatakan permintaan produk peternakan ke depan akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk.

Menurutnya, peternak rakyat saat ini memerlukan adanya roadmap dan business plan yang jelas dan memajukan peternak serta meniadakan ego sektoral.

“Saat ini saja sektor perunggasan nasional sudah kalah sama Malaysia. Padahal, Indonesia potensi untuk memperbaiki sektor ini lebih besar,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jabar Dody Firman Nugraha mengharapkan agar pusat tetap menolak impor ayam dari Brasil.

“Pemerintah sebaiknya mengimpor grand parent stock (GPS) karena Indonesia selama ini belum mampu membuatnya sehingga terpaksa mengambil dari negara lain, seperti Australia, Amerika Serikat, atau Thailand,” katanya.

Pihaknya juga menawarkan opsi kebijakan jangka panjang antara lain mendorong hilirasi produk daging dan telur melalui forum kerja sama antara pelaku usaha perunggasan, pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat melalui asosiasi peternakan.

“Restrukturisasi industri perunggasan dalam negeri akan dilakukan melalui perbaikan struktur input dan oputput berdasarkan sistem pasar yang efisien dan berkelanjutan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper