Bisnis.com, BANDUNG--Kalangan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Jawa Barat optimistis produksi kopi di kawasan ini pada kuartal I/2015 tidak mengalami gangguan mengingat komoditas ini telah berbunga.
Wakil Ketua AEKI Jabar Iyus Supriatna mengatakan produksi kopi Jabar berjenis arabika java preanger ini diperkirakan tidak akan turun meskipun anomali cuaca terus terjadi. Pasalnya, saat ini kondisi buah sudah berbunga dan tinggal menunggu dipanen.
“Panen akan dimulai pada April nanti, jadi tidak ada gangguan di Jabar,” katanya, Jumat (23/1/2015).
Kendati demikian, pihaknya tidak menampik apabila beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan produksi akibat anomali cuaca yang cukup ekstrem salah satunya di Sumatra.
Dia menjelaskan penurunan tersebut pun tidak akan terlalu signifikan sehingga tidak mempengaruhi ekspor kopi dari Jabar dengan target sebesar 26.000 ton.
“Justru tahun ini menjadi peluang bagi eksportir dalam negeri untuk meningkatkan ekspor. Hal ini dipicu kekeringan yang melanda Brazil, negara produsen utama penghasil kopi di dunia sedang dilanda bencana,” katanya.
Iyus mengungkapkan kondisi bencana yang dialami Brasil memacu harga kopi terdongrak di pasar global karena jumlah kopi yang beredar tidak sebanyak sebelumnya.
"Penaikan harga kopi ini membawa dampak positif bagi produksi kopi dalam negeri di pasar global," ujarnya.
Ketua Asosiasi Petani dan Pengusaha Kopi Jabar Enjang Rukmana mengaku panen kopi pada awal tahun yang bertepatan dengan musim hujan ini justru sedang bagus. Karena tanaman kopi sudah berbuah sebelum musim hujan tiba.
Hadapi Anomali Cuaca, Pebisnis & Petani Kopi di Jabar Santai
Kalangan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Jawa Barat optimistis produksi kopi di kawasan ini pada kuartal I/2015 tidak mengalami gangguan mengingat komoditas ini telah berbunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 menit yang lalu
Ekonom: Harusnya Pengusaha Lebih Takut PPN 12% dibanding UMP 6,5%
2 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu