Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menegaskan tidak akan mengambil kebijakan untuk mengimpor beras meski harga kebutuhan pokok tersebut kini sedang melambung.
Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel beralasan impor beras tak perlu dilakukan sebab pada Maret-April mendatang petani Indonesia sudah memasuki masa panen raya.
“Enggak [akan mengimpor beras]. Impor beras itu adalah yang terakhir kalau seandainya ada kegagalan dalam panen, insyallah tidak ada kegagalan dan kita doakan jangan,” katanya saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Rachmat yang mengenakan batik coklat datang bersama jajaran eselon I Kemendag. Dia menjelaskan sejumlah kondisi terkini di kementerian yang dipimpinnya.
Langkah tak mengimpor beras, kata dia, demi menciptakan swasembada pangan yang tercakup dalam visi misi Presiden Joko Widodo.
Mantan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur ini menambahkan saat ini cadangan beras yang ada di Bulog masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Pak Wapres sudah ngomong kemarin enggak boleh ada impor beras lagi. Sekarang visi kedaulatan pangan yang disampaikan Pak Presiden itu bagaimana pun akan kita dukung, termasuk cabe pun kita enggak mau impor,” tuturnya.
Terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut kendati pasokan beras di pasar tersendat dan harga melonjak 20% - 30%, pemerintah tidak akan membuka keran impor beras.
Dia yakin dengan memasok 300.000 ton beras dari Bulog untuk masyarakat miskin (raskin), masalah pasokan beras dapat diselesaikan.
“Tidak perlu impor pada dewasa ini, karena bulan depan sudah panen besar. Kalau impor pada bulan panen, kasihan petaninya,” kata dia di kantor BKPM, Selasa (24/2/2015).
Tak Ada Impor Beras Kecuali Petani Gagal Panen
Pemerintah menegaskan tidak akan mengambil kebijakan untuk mengimpor beras meski harga kebutuhan pokok tersebut kini sedang melambung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
55 menit yang lalu