Bisnis.com, BANDUNG -- PT PLN (Persero) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede akan beroperasi pada awal 2019 mendatang dengan nilai proyek Rp2 triliun.
General Manager PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) VI Anang Yahmadi mengatakan, pada tahun ini pihaknya baru tuntas melakukan lelang untuk proyek pembangunan pembangkit dan pemenang lelang tersebut merupakan perusahaan asal Tiongkok. Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan akses jalan air dan pembangunan pembangkit.
"Selain itu, perusahaan dalam negeri juga ikut terlibat diantaranya PP (Pembangunan Perumahan). Pendanaan berasal dana pinjaman dari skema ekspor kredit," katanya, kepada Bisnis, Jumat (13/3/2015).
Dia menjelaskan, skema pinjaman ekspor kredit praktiknya pendanaan disiapkan oleh pemenang lelang. Dalam hal ini, perusahaan asal Tiongkok itu sudah menyiapkan sumber pendanaan dari Bank Dunia.
Nilai investasi untuk pembangunan pembangkit serta akses air menuju pembangkit dipatok sebesar Rp2 triliun.
Meskipun, PLTA Jatigede belum beroperasi. Tidak berarti waduk yang terletak di Kab Sumedang ini tidak bisa dialiri air dalam waktu dekat. Pasalnya, Jatigede didesain untuk irigasi atau bendungan. "Jadi, kalau pembangkitnya belum siap, air yang telah ada mengalir lewat jalan irigasi. Digunakan untuk kepentingan pertanian," ujarnya.
Dengan kata lain, keberadaan PLTA menambah fungsi dan kegunaan bendungan dari pada hanya digunakan untuk satu fungsi, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik.
"Sejauh ini kami tidak mendapatkan kendala berarti selain dari perizinan pasca adanya perubahan UU Sumber Daya Air yang berpengaruh. Tapi, sekarang ini berbagai proses perizinan itu sudah ada di kementerian terkait," paparnya.
Terpisah, Pemprov Jabar mengkhawatirkan debit air sungai Cimanuk yang mengalami penurunan hingga 60% dari 100 liter perdetik menjadi 40 liter perdetik. Kondisi ini terjadi karena kerusakan hutan di 10 lokasi di Garut yang semakin massif.
Wagub Jabar Deddy Mizwar mengatakan terus turunnya debit air Cimanuk, dikhawatirkan akan berdampak ke penggenangan Waduk Jatigede. “Ini barang kali berkaitan dengan kepentingan nasional karena penggenangan Waduk Jati gede kan dari Cimanuk. Jadi butuh berapa lama digenangi,” katanya.
Sementara Waduk Jatigede sangat dibutuhkan untuk menggenangi sawah di daerah sekitar Indramayu dan Cirebon yang mencapai sekitar 90 ribu ha lahan sawah. Selain itu, menurunnya debit air Cimanuk akan berpengaruh juga pada pasokan energi PLTA Jatigede. “PLTA yang akan digenangi di sana juga pasti akan mengalami kemunduran,” katanya.
Menurunnya debit air Cimanuk, kata dia, karena rusaknya 10 titik kawasan lindung di sekitar Garut akibat penambangan pasir dan ilegalloging. Kondisi ini, harus segera ditanggulangi. Karena, sudah berlangsung lama dan sudah beberapa yang ditemukan indikasinya. “Sekarang barangkali tinggal bagaimana membentuk penindakannya. Yang jelas, ini harus ditertibkan segera,” katanya.
Debit air yang sudah turun drastis hingga 40 liter per detik, kata Deddy, terjadi karena kerusakan lahan seluas 600 ha yang rusak sangat massif di 10 lokasi. Kalau kerusakannya hanya satu lokasi, kata dia, kemungkinan masih bisa dilokalisir. “Tapi ini 10 lokasi yang tersebar. Jadi sangat tak bisa ditolerir,” katanya.
PLTA Jatigede Ditargetkan Beroperasi 2019
PT PLN (Persero) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede akan beroperasi pada awal 2019 mendatang dengan nilai proyek Rp2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hedi Ardhia/Wisnu Wage
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium