Bisnis.com, BANDUNG—Kalangan petani bawang merah di Kabupaten Cirebon Jawa Barat meminta pemerintah tidak latah melakukan impor menyusul kenaikan harga bawang merah saat ini.
Harga bawang merah di Kabupaten Cirebon mencapai Rp22.000/kg untuk kualitas I, Rp20.000/kg untuk kulitas II, dan Rp18.000/kg untuk bawang merah kualitas III.
Sekjen Dewan Bawang Nasional (Debanas) Mudatsir mengatakan kenaikan harga bawang merah sama halnya seperti kenaikan harga beras beberapa waktu lalu saat musim paceklik.
Dia menuturkan memasuki Maret petani bawang merah di Kabupaten Cirebon berhenti panen, dan panen baru kembali dilakukan petani April mendatang.
“Bulan depan, harga bawang merah diprediksi bakal kembali turun menyusul masa panen yang dilakukan petani,” katanya kepada Bisnis, Senin (16/3).
Mudatsir mengungkapkan mengingat bawang merah bukan komoditas inti masyarakat seperti layaknya beras, maka kenaikan harga bawang merah tidak seharusnya direspons pemerintah dengan impor yang nantinya sangat merugikan petani saat panen raya.
“Jika pemerintah impor bawang merah sekarang, biasanya barang datang saat petani mulai panen, dan alhasil harga bawang lokal anjlok,” ujarnya.
Dia mengungkapkan kenaikan harga bawang saat ini lebih disebabkan mekanisme pasar karena petani sedang tidak panen.
“Kalau produksi turun tentu bakal berimbas pada kenaikan harga bawang merah di pasaran, dan itu terjadi alamiah,” ujarnya.
Debanas juga meminta petani pada panen April mendatang agar memaksimalkan cold storage untuk penyimpanan hasil produksi agar stok tetap terjaga.
Mudatsir beralasan selama ini para petani selalu menjual bawang merah saat panen raya. Padahal dengan menyimpan sebagian hasil panen bakal membuat harga lebih stabil di pasaran.
“Petani mau menyimpan bawang merah di cold storage akan tetapi mereka minta pihak koperasi memberikan talangan dana,” katanya.
Mudatsir menambahkan menyimpan bawang merah di cold storage lebih bagus dibanding harus menyimpan di gudang biasa yang tingkat susutnya mencapai 30% selama 2 bulan, sedangkan dengan cold storage tingkat susutnya hanya 5%-7% selama 2 bulan.
Saat ini Kabupaten Cirebon memiliki dua unit cold storage dengan kapasitas penyimpanan mencapai 1.000 ton yang merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian pada 2013 dengan kapasitas 500 ton dan cold storage milik swasta 500 ton.
Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Tananaman Pangan (Diperta) Jabar Obas Firmansyah mengatakan untuk menstabilkan harga bawang merah terutama di tingkat petani, tentunya harus ada upaya pascapanen.
“Upaya pascapanen ini selalu diabaikan yang akhirnya selalu ada importasi, sehingga merugikan petani,” katanya.
Menurutnya, upaya pascapanen itu berupa sistem penyimpanan dan pengolahan seperti resi gudang guna menstabilkan pendapatan petani di kala terjadi surplus.
"Dengan sistem tersebut harga bawang ketika panen mampu dikendalikan, karena disimpan dalam gudang dan dikeluarkan sewaktu harga stabil," ujarnya.
Obas melanjutkan produksi bawang merah pada 2014 mencapai 126.013 ton atau naik sebesar 9,02% dari 2013 sebesar 115.585 ton. Adapun, untuk realisasi untuk Januari 2015 sebesar 9.600 ton dan Februari 8.700 ton.
Pemerintah Diminta Tak Impor Bawang Merah
Kalangan petani bawang merah di Kabupaten Cirebon Jawa Barat meminta pemerintah tidak latah melakukan impor menyusul kenaikan harga bawang merah saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana, Maman Abdurahman
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Aturan Kemasan Rokok Polos, Kemenkes Dituding Langgar Hak Konsumen
23 menit yang lalu
Jelang Natal, Mayoritas Harga Pangan Merangkak Naik
43 menit yang lalu
Rempang Kembali Memanas, Bagaimana Nasib PSN Milik Tomy Winata?
52 menit yang lalu