Bisnis.com, BATU- Produksi stroberi di Kota Batu, Jawa Timur, selama musim penghujan mengalami penurunan sebesar 50%-70% dibandingkan pada saat normal.
Petani stroberi di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Matrum, mengatakan penurunan jumlah hasil panen tersebut disebabkan tanaman stroberi sulit tumbuh dengan baik jika terlalu sering diguyur hujan.
“Jika musim kemarau dari lahan seluas 3.000 meter saya bisa memanen dua hingga tiga kali dalam sepekan sebanyak satu hingga dua kwintal. Namun saat penghujan seperti saat ini hasil panen hanya 15 kg,” kata Matrum, Jumat (20/3/2015).
Wilayah Pandanrejo selama ini dikenal sebagai pusat pertanian stroberi di Kota Batu dan menjadi wisata petik stroberi.
Saat ini terdapat sekitar 100 petani stroberi dengan luas lahan lebih dari lima hektare.
Saat musim kemarau produksi buah stroberi di Pandanrejo relatif bagus dan mencapai empat hingga enam ton.
Namun saat musim penghujan sebagian besar petani stroberi di Pandanrejo selalu merugi.
“Pandanrejo sudah dikenal luas oleh wisatawan sebagai daerah wisata petik stroberi. Sayangnya di musim penghujan seperti saat ini kunjungan wisata maupun produksi cenderung merosot,” jelas dia.
Petani hanya bisa melakukan perawatan agar stroberi miliknya siap panen saat tiba musim kemarau.
Kendati jumlah produksi buah stroberi sedikit dan pasokan ke pasaran terbatas, petani tidak bisa menaikkan harga jual. Harga stroberi relatif tetap di kisaran Rp15.000 per kg.
Sebaliknya keuntungan justru dipetik oleh pengepul. Sebab mereka menjual stroberi ke pasaran antara Rp20.000-Rp25.000 per kg.
“Petani berharap ada bantuan modal dari pemerintah daerah (pemda) untuk membuat green house agar tanaman stroberi tetap bisa tumbuh bagus meski di musim penghujan. Dengan begitu produksi buah stroberi tidak anjlok setiap tahunnya,” ujar dia.
