Bisnis.com, JAKARTA—Mengacu pada rencana pembangunan proyek light rail transit (LRT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mempersiapkan pembangunan satu pabrik beton pracetak di Cibubur tahun ini melalui anak usahanya, PT Adhi Persada Beton (APB).
Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan memastikan adanya kebutuhan penambahan kapasitas produksi beton untuk mendukung rencana pembangunan transportasi masal tersebut. “Kami bersiap untuk menambah kapasitas,” ujarnya, Jumat (10/4).
Melengkapi pernyataan tersebut, Direktur Utama PT Adhi Persada Beton (APB) Agus Karianto menjabarkan perseroan akan menggunakan lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di kawasan Cibubur, Jakarta Timur untuk rencana pembangunan itu. Total lahan tersebut mencapai enam hektare.
Seperti diketahui, jalur LRT akan dikembangkan mulai dari Cibubur-Cawang, Cawang-Grogol, dan Bekasi-Cawang, dengan total jalur mencapai 46 km. Untuk tahap pertama, ADHI akan membangun jalur Cibubur-Cawang dan Cawang-Grogol.
“Ini pabrik base project. Dananya sebesar Rp60 miliar, bagian dari penyertaan modal negara (PMN) yang telah disetujui di DPR RI. Kita akan membangun pabrik untuk kebutuhan tersebut,” tuturnya.
Dia mengungkapkan pabrik beton pracetak yang akan dikembangkan memiliki kapasitas 800.000 ton per tahun. Pabrik akan dibangun seiring dengan dimulainnya pengembangan proyek LRT.
“Kalau proyek sudah selesai, lokasi pabrik akan dijadikan sebagai depo LRT. Jadi, pabrik dibangun hanya untuk mendukung jalannya proyek secara keseluruhan,” tambah dia.
Hingga saat ini, APB telah memiliki dua pabrik beton pracetak yang terletak di Sadang (Jawa Barat), dan Mojokerto (Jawa Tengah) dengan total kapasitas 1,3 juta ton per tahun.
Sesuai dengan rencana, proyek LRT tersebut akan didanai dari PMN sebesar Rp1,4 triliun. Melalui right issue, perusahaan menargetkan dapat menangkap dana hingga Rp2,45 triliun pada akhir semester I/2015. Adapun total total investasi tahap awal mencapai hampir Rp10 triliun.
Pada kesempatan sebelumnya, Kiswodarmawan menjabarkan akan mencari sisa kebutuhan pendanaan melalui pinjaman. Perseroan menghitung setidaknya dibutuhkan tambahan dana mencapai Rp7 triliun untuk menuntaskan rencana pembangunan LRT tahap satu itu.
Walaupun begitu, dia belum memerinci pendanaan dari pihak ketiga tersebut saat ini. Kiswodarmawan mengatakan perseroan tengah menjajaki proses pencarian dana dari berbagai pihak baik dari perbankan nasional maupun asing.
Pada kuartal I/2015, ADHI memperoleh kontrak baru sebesar Rp2,5 triliun, yang sebagian besar atau 89% merupakan proyek dari lini bisnis konstruksi, seperti Proyek Jalan Tol Km. 13 BPP-Simpang Km.38 Segmen 3, Proyek Kawasan Industri Bintaro Sayung, dan Proyek PTTU Banjarmasin Fasility.
Realisasi kontrak baru tersebut terdiri dari proyek swasta sebanyak 56%, pemerintah sebesar 28%,dan dari BUMN sebesar 16%.