Bisnis.com, BANDUNG - Ekspor produk karet dari Jawa Barat ke luar negeri sampai sekarang masih menempati urutan ketiga setelah elektronik dan komponen otomotif, serta barang tekstil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Fery Sofwan mengatakan agar ekspor karet menduduki peringkat pertama maka produk di hulu harus terus dikembangkan.
Selain itu, kualitas pasokan karet dari hilir pun harus ditingkatkan karena selama ini masih relatif rendah.
"Pangsa pasar produk karet dari Jabar berpeluang besar untuk dipasok ke Vietnam dan Korea Utara. Hal ini ditandai dengan banyaknya kunjungan kedua negara itu ke Jabar,"ujar Fery kepada Bisnis.com, Selasa (14/4/2015).
Dia menjelaskan, untuk dua negara tersebut, karet sangat dibutuhkan untuk galangan kapal agar bisa mengapung dan sepatu untuk tank baja. Maka dari itu, karet Jabar sangat memiliki potensi besar.
"Artinya, karet sangat harus diperhitungkan, karena bisa dinilai masih ketinggalan dibanding industri lainnya," kata Fery.
Saat ini pengembangan produksi karet masih dioptimalkan oleh PTPN VIII sebagai perusahaan perkebunan. Mereka mengolah perkebunan karet sebagai bahan baku. "Hasil tersebut kemudian diolah oleh industri karet Bandung (Inkaban)."
Penasihat Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Jawa Barat Iyus Supriatna pesimistis permintaan dalam negeri mampu tercapai apabila pemerintah tidak menggenjot hilirisasi karet. (Adi Ginanjar Maulana/Afif Permana)