Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PETERNAKAN RAKYAT: Terancam Bangkrut & Kerugian Rp10 Triliun

Nasib peternak di ujung kehancuran. Kelebihan pasokan DOC dan daging broiler ke pasar di Tanah Air menghantam mereka. Sepanjang 2014 dan tiga bulan pertama 2015, kerugian yang dialami peternak budi daya dan pembibitan sudah mencapai Rp10 triliun.
Peternak unggas/Bisnis
Peternak unggas/Bisnis
Bisnis.com,JAKARTA - Nasib peternak di ujung kehancuran. Kelebihan pasokan DOC dan daging broiler ke pasar di Tanah Air  menghantam mereka. Sepanjang 2014 dan tiga bulan pertama 2015,  kerugian yang  dialami peternak budi daya dan pembibitan sudah mencapai Rp10 triliun.
 
"Kami menghadapi sunami.  Selamatkan peternak rakyat Indonesia. Pemerintah harus turun tangan," kata Ketua umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat indonesia (Pinsar)  Singgih Januratmoko  kepada Bisnis di Jakarta, Minggu (26/4/2015).
 
Menurt dia, jutaan kepala keluarga yang selama ini bergantung pada usaha peternakan ayam akan gulung tikar. "Kehilangan lapangan usaha," tuturnya.
"Ada persaingan tidak sehat.  Pasar kini dibanjiri day old chick [DOC-ayam usai sehari]," ungkap Singgih.
 

TOTAL KEHILANGAN INDUSTRI PERUNGGASAN

Tahun

Item

Jumlah ekor (miliar)

Harga Rerata (Rp)

HPP (Rp)

Lost/ Unit (Rp)

Total (Rp triliun)

2014

Breeder

2,5

3.300

4.300

1.000

2,5

 

Peternak

2,5

13.800

14.900

1.000

4,95  

2015

Breeder-Jan-Mar

0,650

3.500

4.300

800

0,520

 

Peternak

0,650

13.300

14.900

1.900

2,22

 
Hal itu juga dibenarkan oleh Ketua Dewan Pembina Pinsar, yang juga mantan Ketua Umum Pinsar, Hartono. Menurut dia, sejauh ini tidak ada upaya nyata dari pemerintah. Terutama untuk melindungi peternak rakyat dari ancama kehancuran."Perunggasan nasional,  dilanda gelombang kerugian luar biasa. Sejak dua tahun terakhir ini," katanya.
 
Biang keladi  persoalan ini, menurut Singgih, over supply DOC dan live bird (ayam hidup). "Terindikasi, ada persaingan tak seimbang dan tidak berkeadilan," paparnya.
Pasar kini dibanjiri day old chick (DOC) hingga 73 juta ekor per minggu. "Padahal, ddaya serap pasar 422 juta-47 juta ekor per minggu," kata Singgih.
 
"Peternak di Sumatra dan Jawa, sudah banyak yang gulung tikar. Anggota saya, di Sumatra, 90% bangkrut. Diambil alih oleh perusahaan besar," katanya.
Dalam program jangka panjang Pinsar ditetapkan Pinsar harus terus mendorong pemerintah dalam mewujudkan keadilan usaha dengan menciptakan keseimbangan sektor budidaya unggas 70%  bagi peternak dan 30%  perusahaan integrasi.
 
Singgih mengatakan peternak sudah melakukan tiga kali demo untuk menyampaikan aspirasi. Pertama ke Kementerian Pertanian di Ragunan. Kedua, ke Istana Presiden. Ketiga, ke Kementerian Perdagangan. "Tidak ada yang peduli," tuturnya.
 
Sekretaris Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Ashwin Pulungan sebelumnya membenarkan. Selama ini tingkat persaingan usaha perunggasan hanya terjadi di antara perusahaan besar penanam modal asing (PMA) dan penanam modal dalam negeri (PMDN), di mana saat ini mereka diduga sudah pada tahap saling membunuh.
 
Ashwin berpendapat hal tersebut diindikasikan (sejak)  Oktober-November lalu terjadi over supply day old chicks (DOC) karena banyaknya breeding farm great grand parent stock (GGPS) dan grand parent stock (GPS) sehingga terjadi harga DOC pada harga terendah Rp500 per ekor.
 
“Perusahaan breeding farm PMA terbesar diduga melakukan politik dumping untuk mematikan beberapa PMDN industri BF pesaing lainnya,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjutnya, peternak rakyat situasi ini tidak mendatangkan manfaat mengingat usaha mereka sudah banyak yang bangkrut,’ ujarnya.
 
EKONOMI PERUNGGASAN
 
Pelaku di industri perunggasan itu mengakui potensi ekonomi industri itu. Dari sisi ekonomi, perunggasan telah menyerap 2,5 juta tenaga kerja langsung dengan total omzet berkisar Rp.120 triliun per tahun. Lapangan kerja di pedesaan dapat berkembang dengan adanya usaha peternakan unggas sehingga dapat menghambat laju urbanisasi ke kota. Di samping itu, perunggasan juga merupakan faktor penggerak industri terkait lainnya di bidang pertanian, antara lain usaha budidaya jagung, usaha dedak padi dan sebagainya.
 
Produk unggas berupa daging ayam dan telur merupakan sumber protein yang berkualitas dengan harga terjangkau. Saat ini 65% daging konsumsi daging masyarakat Indonesia berasal dari daging ayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper