Bisnis.com, JOHANNESBURG - Wilayah Copperbelt di Zambia, yang menjadi daerah pertambangan tembaga, kembali mengalami pemadaman listrik untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran perusahaan-perusahaan tambang.
Presiden Zambia Chamber of Mines Jackson Sikamo mengatakan pemadaman listrik tersebut menjadi hal yang sangat serius. Pasalnya, wilayah tersebut masih dalam tahap stabilisasi pascakejadian serupa beberapa waktu lalu.
"Kami masih menunggu klarifikasi tentang kejadian tersebut. Kami sangat khawatir hal ini akan berdampak pada industri," katanya seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (2/5/2015).
Sebelumnya, pada 27 April lalu, kerusakan trafo telah menyebabkan daerah penghasil tembaga terbesar kedua di Afrika tersebut gelap gulita. Kerugian akibat kejadian tersebut diperkirakan mencapai US$50 juta.
Adapun sebelum kejadian pemadaman listrik tersebut, pemerintah Zambia telah menurunkan proyeksi produksi tembaga negara tersebut sekitar 14% menjadi 839.000 metrik ton akibat rendahnya harga.
Hal itu diperkirakan akan sangat berpengaruh pada ekonomi Zambia. Pasalnya, 70% dari pendapatan ekspor Zambia berasal dari tembaga.