Bisnis.com, CIREBON—-Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat khawatir kenaikan harga pembelian petani (HPP) gula dari Rp8.500 per kg menjadi Rp8.900 per kg memicu rembesan impor kian tinggi.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar Anwar Asmali mengatakan kenaikan HPP akan mendorong masuknya gula dari luar negeri tanpa terkendali, sehingga membuka peluang selebar-lebarnya penyelundupan karena harga gula di luar negeri saat ini sekitar Rp 6.500 per kg.
“Petani memang menutut adanya kenaikan HPP, namun hal itu disebabkan mekanisme produksi giling tebu yang kurang efisien sehingga rendemen rata-rata yang diberikan sangat rendah,” ujarnya, Sabtu (23/5).
Anwar mengungkapkan jika pabrik gula efisien dan rendemen yang diberikan tinggi maka harga jual tidak menjadi prioritas bagi petani.
Anwar mengungkapkan perbaikan nasib petani tebu yang sebenarnya yakni membangun pabrik gula baru karena dengan sendirinya akan memperbaiki nasib petani.
"Karena dengan pabrik baru efisiensi produksi akan terjadi dan randemen naik, sehingga bisa menopang harga gula," katanya.
Sekretaris APTRI Jabar Haris Sukmawan mengaku petani saat ini hanya ingin gula lebih efisien agar bisa mengimbangi kenaikan yang hanya sedikit dengan peningkatan produksi.
Menurutnya, jika rendemen minimal besar dan kehilangan bahan baku saat memproduksi gula dapat ditekan pabrik gula, maka petani siap mengikuti mekansime pasar dalam penentuan harga gula.
"Rendemen saat ini masih di kisaran 6,2, sehingga petani sangat tertekan karena tidak mampu berdaya saing dengan gempuran impor," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya cukup mengapresiasi langkah pemerintah yang menaikan HPP gula. Setidaknya, hal tersebut bisa mencerminkan tanda keberpihakan pemerintah terhadap petani.
APTRI Jabar Cemaskan Rembesan Impor Gula
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat khawatir kenaikan harga pembelian petani (HPP) gula dari Rp8.500 per kg menjadi Rp8.900 per kg memicu rembesan impor kian tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana, Maman Abdurahman
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
BI Tahan Suku Bunga, Apindo: Pengusaha Dalam Kondisi Tak Diuntungkan
44 menit yang lalu
Daftar UMK DIY 2025, Yogyakarta & Sleman Tertinggi
48 menit yang lalu
QRIS NFC Meluncur Kuartal I/2025, Naik MRT Tinggal Tap!
1 jam yang lalu