Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memberikan sinyal pembukaan keran impor untuk mengatasi spekulan yang menyebabkan harga sejumlah komoditas bergejolak.
Rachmat menyebutkan, saat ini harga sejumlah komoditas pangan dikendalikan oleh para spekulan. Seperti dalam kasus beras, indikasi adanya spekulasi yang dilakukan oleh para pelaku usaha terlihat ketika harga gabah turun, tetapi harga beras di pasaran justru meningkat.
“Alternatifnya adalah buka keran impor, kita harus jaga konsumen. Jangan sampai pedagang itu menguasai pemerintah dengan menentukan harga,” kata Rachmat.
Kendati membuka peluang untuk pemilihan opsi impor sebagai langkah stabilisasi, lanjut Gobel, pihaknya tetap berkomitmen untuk mewujudkan swasembada pangan. Tetapi pada kondisi saat ini, pemerintah juga harus menjaga konsumen agar tidak terbebani harga yang tinggi di tengah kecukupan stok.
Selain itu, pemerintah juga akan memperketat pengendalian gudang. Para pengusaha harus melaporkan jumlah stok yang dimiliki. Sistem tersebut menurutnya dilakukan di negara manapun, terlebih lagi untuk kebutuhan pokok karena memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat banyak.
Rachmat menyebutkan, stok kebutuhan pangan yang cukup selama masa puasa dan Lebaran a.l. daging sapi, daging ayam, bawang putig, kedelai, terigu, dan minyak goreng. Sementara itu, bawang merah dan cabai memiliki stok defisit jika dibandingkan dengan konsumsinya.
Terkait dugaan adanya spekulasi pasar, Rachmat menyebutkan, sudah ada instruksi Presiden untuk melakukan operasi pasar terhadap komoditas yang harganya sudah naik di atas batas kewajaran. Sementara para penimbun akan ditindak dengan tegas.
“Kita akan melakukan kerjasama dengan asosiasi-asosiasi, juga Kadin untuk program pasar murah. Kita akan segerra mulai lakukan pasar murah. Kita upayakan dengan berbagai macam cara, termasuk melalui Perpres pengendalian harga,” katanya. []