Bisnis.com, SURABAYA – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memetakan sejumlah permasalahan internal dan eksternal yang selalu memengaruhi stok dan harga bahan pokok dalam siklus tahunan Ramadan dan Idulfitri.
"Antara lain distribusi dan logistik, spekulasi, dan faktor internasional/kurs valas," katanya, di sela-sela kunjungan kerja ke Surabaya, Sabtu (21/6/2015).
Terkait hal itu, lanjutnya, Kementerian Perdagangan telah membuat regulasi pengendalian harga kebutuhan pokok utama, baik hasil pertanian seperti beras, cabai, bawang merah, maupun produk industri seperti gula, dan peternakan seperti telur.
"Kami mengajukan perpres dan alhamdulillah, perpres sudah ditandatangani Presiden. Perpres tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang isinya akan mengatur harga pada kondisi khusus seperti saat puasa dan Lebaran ini.”
Rachmat menambahkan otoritas perdagangan juga secara rutin menggelar pasar murah di 34 provinsi di Tanah Air, yang dilakukan pihak swasta maupun kementerian/lembaga. Tidak hanya itu, dia juga membuat terobosan bernama ‘Gerai Maritim’.
Kemendag berkeja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk membuka jalur perintis angkutan barang kebutuhan pokok dengan rute dan periode yang tetapi di 30 pelabuhan di kawasan Indonesia Timur.
"Pada tahap awal dilakukan pilot project Gerai Maritim melalui angkutan perintis PT Pelni yang mengangkut kebutuhan pokok untuk tujuan Serui,” jelasnya.
Untuk jaminan keamanan dan kelancaran jalur distribusi, sambung Rachmat, Kemendag menggandeng Kepolisian RI melakukan pengamanan jalur-jalur rawan hambatan distribusi barang kebutuhan pokok dari daerah sentra ke daerah konsumsi.
“Kami juga melakukan rapat koordinasi secara periodik dengan para pelaku usaha dan instansi terkait untuk mengetahui kesiapan stok, distribusi, dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok selama puasa dan Lebaran 2015,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, perkembangan harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok per 20 Juni 2015 dibandingkan minggu lalu cenderung naik antara 0,08%-14,40%.
Kenaikan harga tersebut dikarenakan mulai meningkatnya permintaan. Oleh karena itu, Rachmat mengingatkan pedagang agar tidak menaikkan harga di luar batas kewajaran.
“Kenaikan harga memang tidak bisa dihindari, tetapi sebagai penanggung jawab di sektor perdagangan, saya mengimbau kepada seluruh produsen dan pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga di atas batas kewajaran selama puasa dan Lebaran 2015.”
Sejumlah komoditas yang sebelumnya mengalami kenaikan kini berangsur turun. Minyak goreng curah sebesar turun 0,18%, dari Rp11.310/liter menjadi Rp11.290/liter; kedelai impor sebesar 0,54%, dari Rp11.050/kg menjadi Rp10.990/kg; cabai rawit merah sebesar 2,77%, dari Rp35.020/kg menjadi Rp34.050/kg; dan bawang merah sebesar 3,97%, dari Rp34.375/kg menjadi Rp33.010/kg.