Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta batas penyimpanan beras di gudang Bulog maksimal selama satu tahun guna menghindari penurunan kualitas beras menjadi hitam, berkutu, dan berjamur.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan saat ini pemerintah ingin memperbaiki kualitas, data, dan distribusi beras miskin (Raskin). Selain perbaikan dari sisi serapan, manajemen gudang Bulog juga akan dibenahi.
"First in dan first out Bulog itu yang harus diperbaiki. Pak Presiden minta kalau bisa batas penyimpanan maksimal satu tahun," tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (22/6/2015).
Menurutnya, selama ini raskin yang menghitam dan berjamur merupakan akibat masa penyimpanan di gudang Bulog yang mencapai 2-3 tahun.
Sementara itu, dari sisi produksi Amran memastikan panen cukup untuk menyuplai kebutuhan raskin yang mencapai 2,78 juta ton per tahun.
"Juni ada panen lagi 1,3 juta hektare, itu setara dengan 5-7 juta ton gabah, jadi 3 juta ton lebih beras," tuturnya.
Saat ini 92% bisnis Bulog adalah penyaluran raskin ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, Bulog harus melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan menjamin raskin yang disalurkannya tepat waktu, kualitas, dan sasaran.
Untuk menjalankan fungsi itu, pemerintah meminta Bulog memperketat manajemen keluar masuk beras di gudangnya. Pasalnya, lamanya penyimpanan di gudang milik Bulog dianggap menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas raskin yang sampai ke masyarakat.
Pada 2015, kebutuhan raskin mencapai 2,78 juta ton yang setara dengan Rp18,9 triliun. Hingga 19 Juni 2015 lalu, realisasi penyaluran raskin mencapai 44,88% dari total alokasi raskin tahun itu.
Dalam rapat terbatas, Jokowi menegaskan soal kualitas beras raskin yang harus diperbaiki. "Jangan sampai karena namanya raskin, berasnya hitam, ada kutu, tapi ini memang stok lama, stok 2-3 tahun, berjamur, sehingga tidak layak dikonsumsi," tegasnya.