Bisnis.com, PEKANBARU— Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) siap menjadi pelopor atau pionir dalam pengelolaan hutan lestari menyusul diluncurkannya kejikan SMFP 2.0 dan diraihnya sertifikat PEFC.
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mengatakan pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah komitmen perusahaan. Pengelolaan hutan akan dilakukan secara antara hutan produksi dan hutan konsesi yang mengedepankan kepentingan perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
“Kami berkomitmen menjadi pionir perlindungan hutan di Indonesia,” katanya saat menggelar acara buka bersama insan media di Pekanbaru, Rabu malam (24/06).
RAPP yang merupakan kelompok usaha dari APRIL telah meluncurkan kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) versi 2.0 dengan menambah sejumlah indikator. Langkah tersebut memastikan, seluruh rantai pasok bahan baku bebas dari deforestasi. Kebijakan ini diumumkan pada 3 Juni lalu.
Sepekan kemudian, pada 8 Juni 2015, APRIL group juga dinyatakan berhasil lulus uji sertifikasi sertifikat hutan lestari internasional atau Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
PEFC sebuah lembaga sertifikasi kehutanan global yang diakui di pasar internasional. Pengakuan internasional ini menjadi tonggak baru dalam tata kelola hutan dan produk turunannya untuk bisa diterima oleh lebih 34 negara pembeli global yang mensyaratkan produk bersertifikat dari negara produsen termasuk Indonesia.
PEFC merupakan organisasi global yang berbasis di Geneva dan telah memberikan sertifikasi pengelolaan hutan berkelanjutan mencakup lebih dari 264 juta hektare hutan di dunia dan lebih dari 15.800 perusahaan untuk sertifikasi Chain-of-Custody (CoC). Ada ribuan perusahaan di luar negeri yang membutuhkan bahan baku kayu yang tersertifikasi berdasarkan standar PEFC.
Di Indonesia, lembaga PEFC melakukan sertifikasi melalui mitranya yaitu Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC) yang dibentuk bulan September 2011.
Ketua IFCC Dradjad Wibowo mengatakan APRIL merupakan perusahaan pertama yang mengantongi sertifikat tersebut yang sudah diperoleh pada Desember 2014. IFCC memberikan sertifikat tersebut untuk lima anak usaha APRIL pada lahan sekitar 300.000 hektare.