Pihaknya pun juga sangat berhati-hati dalam melakukan ekspansi proyek. Oleh karena itu, perusahaan tahun ini hanya terkonsentrasi menggarap proyek yang sedang berjalan sekaligus menunda ekspansi.
Ketika menanggapi melemahnya ekonomi dalam negeri Sinar Mas Land meluncurkan hunian vertikal yang terbilang murah di BSD City. Dengan harga Rp267 juta per unit, pembeli sudah mampu mendapatkan unit apartemen besutan pengembang berkaliber penggagas proyek skala kota pertama di Indonesia ini.
Pasalnya, proyek Aksara Pure Living bakal merangkum enam menara apartemen dengan harga yang terjangkau. Adapun Menara Kirana hanya dipasarkan Rp11,8 juta per meter persegi.
“Melalui proyek Aksara Pure Living, perusahaan akan mampu menarik pasar di segmen menengah ke bawah,” ujar Managing Director Corporate Strategy and Services Sinar Mas Land Ishak Chandra.
Beda perusahaan, beda pula strageginya. Pengembang yang juga berbasis di Serpong, PT Paramount Land memilih berekspansi ke luar kota. Perusahaan kini membidik Ibu Kota Jawa Tengah Semarang sebagai diversifikasi lokasi. Melalui brand Paramount Village, perseroan memasarkan unit rumah seharga Rp600 jutaan.
Presdir Paramount Land Ervan Adi Nugroho mengungkapkan, dipilihnya Kota Semarang karena sangat berpotensi menjaring pembeli. Pasalnya, Semarang merupakan kota kelima terbesar di Indonesia dengan pertumbuhan penduduk yang cukup besar.
Sampai kapankah tren banting setir ini akan bergulir? Bagaimana nasib hunian mewah yang kerap mereka kembangkan di koridor barat Jakarta? Siapa yang bakal mengakomodasi hunian bagi kalangan berkantong tebal? Selama ekonomi negeri masih terpuruk dan regulasi belum memadai, pengembang masih bermain aman di segmen menengah ke bawah.