Bisnis.com, PALEMBANG - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkapkan realisasi penyaluran raskin di Sumatra Selatan sejak Januari hingga 25 Juni 2015 baru 41%, atau 30.883 ton dari target yang dipatok sebanyak 75.524 ton.
Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel Miftahul Adha mengatakan rendahnya jumlah penyaluran raskin tersebut disebabkan lambatnya pemerintah daerah dalam membayar uang raskin. Alhasil, Bulog terpaksa menahan distribusi raskin ke daerah.
“Jika kami sudah menerima pembayarannya, dengan cepat pula raskin akan didistribusikan ke pelosok daerah. Oleh karena itu, kami harapkan pembayaran ini cepat dilakukan pemerintah daerah di Sumsel,” katanya, Minggu (28/6/2015).
Dia menuturkan penerima raskin di Sumatra Selatan mencapai 419.579 rumah tangga sasaran (RTS). Dari 17 kabupaten/kota, Palembang menjadi kota dengan penerima raskin terbanyak, yakni sebesar 72.178 RTS, dengan kuota raskin sebanyak 12.984 ton.
Dari kuota raskin tersebut, Palembang baru menyerap raskin sebesar 5.823 ton raskin, atau 40% dari target. Adapun, realisasi penyerapan terendah terjadi di Kabupaten Muara Enim, yakni sebesar 1.976 ton, atau 39% dari target.
Miftahul menilai terhambatnya penyaluran raskin menyebabkan penumpukan stok beras di gudang Bulog. Padahal, penumpukan stok beras di gudang Bulog dinilai tidak pantas oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
“Rendahnya penyaluran raskin juga terjadi di provinsi lainnya, yakni Bangka Belitung. Hingga 25 Juni, realisasi raskin di Bangka Belitung baru 45% atau 3.338 ton dari target yang dipatok sebesar 7.494 ton,” tuturnya.
Di sisi lain, Perum Bulog juga menyiapkan stok beras untuk mendukung operasi pasar dari pemerintah daerah di Sumatra Selatan dalam rangka mengantisipasi adanya lonjakan harga beras menjelang hari raya.
Miftahul memperkirakan harga beras di pasar pada pertengahan Ramadan ini cukup fluktuatif. Meski demikian, Bulog tidak bisa serta merta menggelar operasi pasar, apabila tidak ada permintaan dari pemerintah daerah setempat.
“Yang pasti stok beras sudah kami siapkan, jumlahnya cukup hingga sembilan bulan ke depan, tinggal menunggu permintaan dari pemerintah daerah guna penyalurannya. Namun, apabila harga beras stabil, operasi pasar tidak perlu dilakukan,” ujarnya.
Sebelumnya, operasi pasar Perum Bulog Divre Sumsel Babel pada hari pertama telah dilakukan di dua titik, yakni Pasar Lemabang dan Kantor Kecamatan Plaju, yakni sebanyak 208 ton. Beras yang dijual merupakan beras medium dengan harga Rp8.200 per kg.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sumsel Mukti Sulaiman mengatakan siap memberikan sanksi tegas bagi distributor atau pengumpul bahan pokok yang terbukti bermain-main dengan harga, dengan cara mencabut izin usaha.