Bisnis.com, JAKARTA - Sumber daya manusia dari perusahaan bongkar muat (PBM) di Pelabuhan Indonesia harus siap dalam menghadapi pasar bebas Asean/MEA 2016 dengan cara meningkatkan profesionalitas dan mengacu standar kompetensi di tingkat global.
Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sodik Hardjono mengatakan SDM PBM lokal harus mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri bukan sebagai penonton saat MEA diberlakukan per Januari 2015.
Dia mengatakan berdasarkan data International Labour Organization (ILO) saat MEA diberlakukan dapat memberikan manfaat besar terutama pembukaan pasar tenaga kerja mencapai 600 juta orang di kawasan Asia Tenggara.
ILO merilis permintaan tenaga kerja profesional saat MEA diberlakukan akan naik 41% atau sekitar 41 juta SDM, sementara permintaan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22%, dan tenaga kerja level rendah meningkat 24%.
Namun laporan ILO tersebut, kata Sodik, justru memprediksikan banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.
"Oleh karenanya, APBMI memberikan pelatihan dan mengupayakan sertifikasi SDM bongkar muat di pelabuhan supaya bisa beradaptasi dalam persaingan saat MEA diimplementasikan," ujar Sodik saat penutupan Program Uji Kompetensi dan Sertifikasi SDM Bongkar Muat angkatan ke-3 yang dilaksanakan DPP APBMI dengan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.
Sodik mengatakan kegiatan tersebut merupakan semakin cepat dan efisien kegiatan bongkar muat di pelabuhan dapat menciptakan efisiensi logistik dan mendorong pertumbuhan perekonomian bangsa.
"Kalau logistik nasional sudah efisien bisa mendorong level pertembuhan ekonomi hingga 5%," tuturnya.