Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Operasional "Cekik" Pelaku Bisnis Kayu Jati

Kondisi keuangan Koperasi Hutan Jaya Lestari mulai memburuk akibat tingginya biaya operasional yang tak sebanding dengan penghasilan bisnis kayu di Kabupaten Konawe Selatan, Sulteng
/Ilustrasi
/Ilustrasi
Bisnis.com, KENDARI - Kondisi keuangan Koperasi Hutan Jaya Lestari (KHJL) mulai khawatir memburuk akibat tingginya biaya operasional yang tak sebanding dengan penghasilan bisnis kayu di Kabupaten Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara.
 
Wakil Ketua KHJL Warma S mengatakan semenjak menjamurnya sertifikasi kayu si Pulau Jawa yang menjadi replikasi sertifikat kayu di Konawe Selatan, angka permintaan kayu jati kian menurun.
 
"Sejak 2009-2010 karena ada replikasi [serfikasi] sejenis di Jawa, akibatnya tidak ada lagi yang minat membeli kayu jati disini," ungkap Warma di kantor KHJL, Kabupaten Konawe Selatan, Rabu (5/8/2015).
 
Warma yang sebelumnya adalah pekerja illegal logging memutuskan masuk koperasi karena bisnis legal logging berupa pendayagunaan lahan kritis memiliki peluang bisnis yang dan juga menjadi solusi lingkungan. Warma memandang legal logging akan membantu dia meningkatkan penghasilan untuk menafkahi keluarga.
 
Oleh sebab itu, sebagai salah seorang promotor KHJL, Warma mengaku bahwa lima tahun terakhir penurunan permintaan tak lantas mematikan bisnis kayu jati. Meskipun begitu kondisi ini cukup memberi dampak terhadap kondisi keuangan internal KHJL yang kritis.
 
"Kami tetap dapat pesanan, tetapi harganya jauh di bawah harga yang kemarin. Harga kayu tingkat lokal juga sudah naik, disamakan harganya seperti permintaan buyer di Pulau Jawa," jelasnya.
 
Warma mengeluhkan harga yang anjlok tak terlalu merisaukan jika dibandingkan kewajiban KHJL membayar biaya operasional operasi, membayar audit tahunan.
 
"Kami masih harus bayar audit tahunan, dana kesiapan sertifikasi. Tak heran jika ada anggota yang mengeluhkan koperasi ini hanya untuk bayar audit," tuturnya lagi.
 
Sebelumnya, Anggota Badan Pengawas Koperasi Hutan Jaya Lestari (KHJL) Abdul Khalik memaparkan bahwa pihaknya mengakomodasi pemberantasan illegal logging ialah dengan membentuk institusi yang bisa memberikan sumber pendapatan bagi anggotanya.
 
"Oleh sebab itu KHJL ini lahir. Karena sulit meredam arus illegal logging. Sekalipun pemerintah memiliki dana tetapi tidak melibatkan masyarakat di dalamnya itu sulit," kata Abdul Khalik, Rabu (5/8/2015) di Kabupaten Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara.
 
Pada 2005, KHJP berhasil meraih sertifikasi pengelolaan kehutanan FSC periode 2005-2010, FSC periode 2010-2015 dan sertifikat VLK (SVLK) periode 2011-2013. Prestasi sertifikasi ini membuat KHJL mampu mengurangi potensi illegal logging menjadi socialpreneur.
 
Hal ini nampak dari peningkatan anggota koperasi sejak 2005 yang hanya 120 anggota, kini tercatat ada 747 anggota. Anggota yang direktrut oleh KHJL adalah para pekerja illegal logging. Hal ini bertujuan agar pekerja illegal logging bisa meningkatkan perekonomian hidupnya. Oleh sebab itu, setiap anggota KHJL memiliki sekitar satu hektar lahan pohon jati.
 
Abdul Khalik mengatakan KHJL akhirnya mencapai kesuksesannya pada 2005-2009. Namun pada 2010, akibat meningkatnya jumlah sertifikasi kayu yang sama di Jawa, menyebabkan harga kayu dari Konawe Selatan yang dijual semakin mahal sehingga mengalami penurunan permintaan.
 
Maka Abdul pun menekankan pentingnya perhatian dari pemerintah dan investor pada bisnis kayu jati di daerah yang tercatat pernah menorehkan sejarah prestasi tingkat internasional ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper