Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI SUMBAR: Investasi masuk, Pertumbuhan Bisa Capai 5,7%

Pemerintah Sumatra Barat diminta mengerek laju investasi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi daerah itu, sehingga berpeluang menggenjot pertumbuhan.
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae
Ilustrasi investasi/coastalinvestment.ae

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Sumatra Barat diminta mengerek laju investasi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi daerah itu, sehingga berpeluang menggenjot pertumbuhan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan lemahnya kegiatan investasi menahan laju pertumbuhan ekonomi Sumbar di level 5,27% pada kuartal kedua tahun ini.

Padahal laju pertumbuhan di kuartal pertama masih mampu melaju hingga 5,46%. Meski kondisi ekonomi kian tertekan dan kurs rupiah mengalami kejatuhan.

“Faktor penurunan ekonomi Sumbar karena kegiatan investasi yang melambat. Swasta masih wait and see dengan kondisi hari ini, mesti ada terobosan pemerintah daerah,” ujarnya, Senin (21/9/2015).

Dia menyebutkan perlu upaya serius pemda meningkatkan masuknya investasi ke daerah itu. Termasuk menggenjot pertumbuhan sektor perdagangan, pertanian, perkebunan dan perikanan yang mengalami perlambatan sangat dalam.

Laporan Bank Indonesia setempat mencatatkan lapangan usaha sektor pertanian, kehutanan dan perikanan bahkan hanya melaju 0,5% pada kuartal II/2015, atau jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 4,8%. Bahkan sektor itu berkontribusi hingga 23,7% terhadap PDRB Sumbar.

Begitu pula dengan sektor perdagangan hanya tumbuh 4,1% dengan kontribusi terhadap PDRB 15,3%, sedangkan laju industri pengolahan masih mampu tumbuh 6,8% mengingat masih terjaganya konsumsi domestik, khususnya untuk makanan dan minuman.

Puji mengungkapkan belum kondusifnya iklim usaha yang menyebabkan minimnya investasi dan depresiasi nilai tukar rupiah kian memperlambat laju pertumbuhan.

Namun, konsumsi rumah tangga yang mencapai 52% terhadap pembentukan PDRB Sumbar ikut menahan perlambatan laju pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,4% di kuartal kedua, atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 4,1%.

“Agar pertumbuhan lebih tinggi, tidak bisa lagi hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga. Investasi harus ditingkatkan,” katanya.

Dia meyakini laju pertumbuhan di kuartal ketiga bisa melaju di kisaran 5,5% - 5,9% jika mampu meningkatkan realisasi belanja pemerintah dan investasi.

Menurutnya, secara keseluruhan ekonomi Sumbar di akhir tahun melaju di kisaran 5,3% - 5,7% (yoy) atau melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang masih tumbuh 5,85% (yoy). Rendahnya harga komoditas ekspor serta sulitnya investasi dinilai bakal jadi penyebab.

Adapun, realisasi investasi di daerah itu sepanjang semester pertama tahun ini baru mencapai US$26 juta untuk investasi asing dan Rp255 miliar untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan target yang dipatok pemerintah setempat berkisar Rp2,2 triliun.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar Asnawi Bahar meminta pemerintah mendorong masuknya investasi terutama sektor pariwisata untuk pendukung pertumbuhan ekonomi daerah itu.

Core-nya di pariwisata, dan investasi yang mendukung sektor itu,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper