Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, PT Margabumi Matraraya serta Sinarmas Gorup mulai membangun interkoneksi Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) yang bakal menghubungan Tol Surabaya-Gresik dengan Terminal Teluk Lamong (TTL).
Kolaborasi pemerintah, BUMN dan swasta itu meyakini dengan dibangunnya interkoneksi tersebut bakal berdampak pada pengalihan arus angkutan barang hingga 80%, dan angkutan penumpang hingga 50% dari beban jalan dalam kota ke JLLB.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan interkoneksi yang memiliki desain berbentuk clover (semanggi) itu akan mengurangi antrean panjang angkutan truk di tol Margomulyo yang biasanya akan menuju ke Pelabuhan Perak maupun TTL.
“Dampaknya akan luar biasa memacu integrasi logistik nasional, intinya interkoneksi ini memotong jalan langsung menuju Teluk Lamong karena selama ini di Margomulyo itu antreannya panjang dan macet,” katanya seusai Ground Breaking Interkoneksi JLLB-Tol-Akses TTL, Jumat (25/9/2015).
Adapun kontribusi Pelindo III, Margabumi Matraraya dan Sinarmas yakni masing-masing menyiapkan lahan yang sudah dimiliki di lokasi jalan interkoneksi tersebut. Sedangkan untuk investasi dan pengerjaannya masih dalam pembahasan guna menentukan porsi investasi yang dikucurkan dari masing-masing perseroan.
“Sedangkan pemkot nanti yang akan membangun jalan sambungannya dari stadion sampai kawasan lahan Sinarmas, termasuk sambungan JLLB yang dibangun oleh Ciputra Group,” imbuh wali kota perempuan pertama Surabaya itu.
Dia menambahkan, rencananya Pemkot Surabaya juga ingin membangun akses kereta api dari jalur Pantai Utara (Pantura) menuju pelabuhan guna menekan biaya transportasi logistik yang saat ini dibilang sangat tinggi.
“Untuk akses kereta api ini masih menunggu badan jalannya jadi, kalau tahun ini selesai, maka tahun depan sudah siap digarap agar segera terkoneksi masuk pelabuhan,” imbuhnya.
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III, Husein Latif menjelaskan pembangunan interkoneksi yang berada di Simpang Susun Romokalisari itu membutuhkan waktu sekitar 16 bulan.
“Desain sudah disiapkan, pra konstruksi juga sudah dilewati sisanya tinggal beberapa tanah milik warga yang proses pembebasan oleh pemkot, kalau lahan-lahan lainnya sudah milik pengembang jadi siap dikerjakan,” ujarnya.
Dalam pengoperasiannya, interkoneksi tersebut bebas bayar atau termasuk jalan non-tol meski interkoneksi tersebut bakal nyambung ke jalan Tol Surabaya-Gresik.