Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China "Taklukkan" AS: Obama Dukung Yuan Jadi Mata Uang Global

Pemerintahan Obama memutuskan untuk mendukung keinginan China agar menjadikan yuan sebagai mata uang global dengan cara memperlunak desakan agar negara Asia itu mempercepat reformasi finansial.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, WASHINGTON - Pemerintahan Obama memutuskan untuk mendukung keinginan China agar menjadikan yuan sebagai mata uang global dengan cara memperlunak desakan agar negara Asia itu mempercepat reformasi finansial.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (27/9/2015), IMF saat ini tengah melakukan peninjauan apakah yuan bisa dimasukkan ke dalam Spesial Drawing Right, kelompok mata uang yang bisa digunakan oleh peminjam internasional sebagai alat pembayaran.

Setelah Presiden AS Barrack Obama dan Presiden China Xi Jinping menggelar pertemuan pada akhir pekan lalu, kedua belah pihak menyatakan bahwa yuan harus memenuhi kriteria yang dipersyaratkan IMF.

Pergeseran posisi AS menyusul kegagalan upaya pemerintah untuk mencegah bergabungnya para sekutu dengan China terkait isu Asia Infrastructure Investment Bank awal tahun ini, yang merupakan strategi yang salah dari para pembuat kebijakan termasuk mantan Menteri Keuangan Henry Paulson.

Sumber Bloomberg mengatakan terjadi perubahan pernyataan yang mendasar mengenai persoalan perekonomian China sepanjang tahun ini.

Dalam pernyataan bersama pada Juni, AS mendukung China melakukan reformasi dengan tujuan memasukkan yuan ke dalam kelompok SDR.

Sementara pada pernyataan bersama pekan lalu, AS mendukung komitmen China untuk melaksanakan reformasi keuangan dan pasar modal lebih lanjut.

“Bahasa baru yang mengklarifikasikan ke China bahwa penilaian IMF apakah yuan memenuhi kriteria SDR akan menjadi faktor penentu untuk dukungan Amerika,” ujarnya.

Mendapatkan sokongan dari IMF akan memfailidasi upaya Xi untuk menjadikan China lebih berorientasi pasar dan meningkatkan prestise negara itu yang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan G20 tahun depan.

Menurut analis dari Standartd Chartered Plc dan AXA Investment Management, setidaknya sebanyak US$1 triliun cadangan devisa global akan dikonversi menjadi asset China jika Negeri Tirai Bambu itu bergabung dalam SDR.

“Ada banyak ruang gerak dalam kriteria IMF yang memungkinkan China untuk memenuhi kebutuhan dana itu. Pada November saya yakin China akan masuk ke dalam SDR,” kata David Lovinger, dari TCW Group Inc.

Dewan eksekutif IMF akan membuat keputusan pada November.

Persetujuan membutuhkan 70% pemegang suara sesuai saham. Bahkan jika AS menentang langkah itu, negara ini akan membutuhkan beberapa sekutu karena AS memiliki sekitar 17% suara. Banyak analis telah memprediksi bahwa IMF akan menyetujui keinginan China itu.

Menurut pernyataan bersama pekan lalu, AS dan China juga berharap untuk terus membahas metode untuk memfasilitasi  perdagangan yuan dan kliring di AS.

Menteri Keuangan AS Jacob J. Lew dalam komentar sebelumnya tahun ini mengatakan negara perlu untuk lebih meliberalisasi kebijakan mata uangnya dan reformasi keuangan yang lengkap sebelum mendapatkan persetujuan IMF.

Perubahan kebijakan ini membawa AS lebih dekat ke posisi Inggris dan Prancis.

Dalam pidato di Shanghai, Menteri Keuangan Britania Raya George Osborne mengatakan dia ingin melihat yuan ditambahkan ke kelompok SDR sebagai mata uang yang menjadi semakin penting di pasar global dan memenuhi kriteria IMF yang ada.

Sementara itu, Menteri Keuangan Prancis Michel Sapin mengatakan bahwa yuan perlu dimasukkan ke dalam SDR, meski China masih perlu untuk memenuhi persyaratan teknis IMF. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper