Bisnis.com, JAKARTA—PT Wijaya Karya Beton memproyeksikan potensi kontrak komponen beton pracetak yang akan diraih perseroan dari proyek kereta cepat Jakarta—Bandung mencapai Rp5 triliun hingga Rp6 triliun dalam tiga tahun mendatang.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) Wilfred Singkali mengatakan, saat ini WIKA Beton tengah menyiapkan konsep dan teknis untuk produksi dan pelaksanaan penyiapan komponen beton pracetak untuk prasarana kereta cepat.
Wilfred mengatakan, saat ini teknologi yang dimiliki WIKA Beton sudah cukup memadai untuk memenuhi permintaan beton sesuai spesifikasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Pihaknya pun hanya berfokus pada teknis produksi, sebab aspek bisnis proyek tersebut menjadi tanggung jawab PT Wijaya Karya selaku induk usaha, bersama anggota konsorsium lainnya.
“Secara total mungkin potensi untuk precast concret-nya itu bisa mencapai Rp5 triliun hingga Rp6 triliun. Ini kan erat terkait dengan kapasitas kita juga sehingga perlu perhitungan,” katanya, Rabu (28/10/2015).
Menurutnya, nilai tersebut masih berupa perhitungan kasar untuk konstruksi prasarana utama yang meliputi fondasi, pier, girder, dan slipper. Nilai tersebut belum termasuk pasokan komponen beton untuk pembangunan stasiun atau TOD.
Selain itu, nilai tersebut masih mungkin berubah seturut perkembangan kebutuhan saat konstruksi dilakukan sejak 2016 hingga 2018 mendatang.
Wilfred mengatakan, sejauh ini WIKA Beton masih menjadi satu-satunya perusahaan industri beton pracetak yang akan menjadi pemasok beton pracetak untuk prasarana kereta cepat. Meski demikian, dirinya belum dapat memastikan nilai kontrak baru tahun depan dapat meningkat signifikan dari target tahun ini.
“Belajar dari pengalaman tahun ini, kami targetkan begitu tinggi, banyak yang mepet dan kami kelabakan di ujung tahun. Sehingga mungkin juga kami belum mengeset terlalu naik untuk tahun depan,” katanya.
Tahun ini, WIKA Beton menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp4 triliun dengan carry over Rp812 miliar. Namun, hingga saat ini, perolehan kontrak baru hanya mencapai Rp1,8 triliun. WIKA Beton pun tengah berencana untuk merevisi target perolehan kontrak baru tersebut.