Bisnis.com, JAKARTA— Meski pertumbuhan penjualan menurun, perusahaan broker Ray White Indonesia tetap menargetkan omset sebesar Rp15 triliun pada tahun ini.
Country Director Ray White Indonesia Johann Boyke Nurtanio mengatakan, lesunya pasar pada 2015 juga membuat pertumbuhan penjualan Ray White hanya naik sekitar 10%, dari kondisi normal sebesar 25% per tahun.
Walaupun begitu, perusahaan tetap menargetkan omset Rp15 triliun pada tahun ini. Per september, Johann mengklaim realisasi penjualan sudah mencapai 80%.
Adapun komposisi penjualan perseroan dari jenis properti primer dan sekunder hingga akhir tahun ialah 20 : 80. Rumah sekunder masih menjadi favorit konsumen karena harganya lebih murah. Apalagi dalam masa perlambatan, calon pembeli semakin berhati-hati dalam mengeluarkan dana.
Menurut Johann, tiga area dengan transaksi properti paling besar ialah Jakarta, Surabaya, dan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) yang berkontribusi sekitar 80% dari total penjualan perusahaan. Adapun komposisi penjualannya ialah 45%, 15%, dan 20%.
“Tahun kemarin, Bodetabek masih lebih baik [dari Surabaya]. Surabaya penjualannya naik karena banyaknya produk baru yang diluncurkan developer,” ujarnya di Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Tahun depan, dia meyakini sektor properti akan berangsur pulih. Ray White Indonesia pun menaikkan target penjualan menjadi Rp20 triliun pada 2016.
Pasar Properti Lesu, Ray White Tetap Patok Target Omset Rp15 Triliun Tahun Ini
Meski pertumbuhan penjualan menurun, perusahaan broker Ray White Indonesia tetap menargetkan omset sebesar Rp15 triliun pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Gita Arwana Cakti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu