Bisnis.com, JAKARTA– Pelaku industri grafika menyatakan utilisasi produksi industri barang cetakan nasional hanya berkisar 60% pada tahun ini, baik bagi produsen yang berientasi lokal maupun ekspor.
Jimmy Juneanto, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), mengatakan untuk mendorong kapasitas produksi bertambah, diperlukan adanya dorongan pemerintah untuk mempromosikan produk grafika nasional.
“Karena kalau (pelaku) industri sendiri yang melakukan promosi, sangat berat karena cost-nya tinggi,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa selama ini masih banyak sekali kertas yang diekspor dalam bentuk gelondongan. Padahal apabila diolah melalui industri grafika, tentu nilai tambahnya akan lebih besar. Terlebih dengan besarnya potensi Indonesia sebagai negara produsen kertas, yang pada dasarnya bisa menungguli Singapura dan Malaysia.
“Bahan baku kita ada. Kalau kita bisa mengerjakan sendiri di dalam negeri, nilai tambahnya kan ada di sini. Itu peningkatannya paling sedikit 30%."
Menurutnya, adanya program penghiliran yang digencarkan pemerintah masih belum optimal untuk sektor industri kertas. Prioritas dari ekspor komoditas dalam jumlah besar memang harus dialihkan ke industri yang lebih hilir.
“Persoalannya memang kami belum bisa serap semua, sehingga pabrik kertas harus lempar ke luar juga. Ini yang pemerintah harus pacu,” katanya.