Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Yakin Indonesia akan Jadi Lokomotif Utama Integrasi MEA

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan Indonesia dapat menjadi lokomotif utama dalam integrasi masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Masyarakat Ekonomi Asean 2015/Ilustrasi
Masyarakat Ekonomi Asean 2015/Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan Indonesia dapat menjadi lokomotif utama dalam integrasi masyarakat ekonomi Asean (MEA).
 
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di kawasan ekonomi yang sangat menjanjikan ini.
 
Pasalnya, adanya ketergantungan pertumbuhan ekonomi Asean yang berasal dari Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam keunggulan ekonomi alam 20 tahun terakhir. Hal itu membuat Indonesia diyakini dapat menjadi lokomotif Asean karena Indonesia yang terbesar.
 
Penduduk Indonesia 40% dari Asean. Indonesia menjadi lokomotif Asean, karena dia yang terbesar. Asean sangat tergantung pada Indonesia, ujarnya di Hotel Borobudur, Rabu (4/11/2015).
 
Indonesia, lanjut Muliaman, diyakini menjadi pendorong utama untuk mencapai target-target di kawasan Asean terkait dengan integrasi sektor keuangan. Integrasi keuangan ini penting dilakukan karena secara umum negara-negara di kawasan Asean sering mengalami defisit dana dalam negeri.
 
Menurutnya, kekurangan dana yang kerap dialami Indonesia, maka investasi yang dilakukan tidak cukup berasal dari tabungan yang ada di dalam negeri.
 
"Oleh karena itu, kita selalu butuh dana dari luar negeri. Investment gap. Tantangan kekurangan dana ini saya ingin menggambarkan konsep yang dicita-citakan pada 1997. Integrasi sektor keuangan, dalam sektor keuangan ada perbankan, ada asuransi, dan ada pasar modal," katanya.
 
Pada tingkat Asean, sektor keuangan memiliki kesepakatan untuk tereintegrasi sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan adanya integrasi sektor keuangan bisa menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi di kawasan Asean dan diharapkan dapat menekan gap yang ada selama ini.
 
"Kita akan mendekatkan layanan keuangan kepada UKM. Yang paling banyak saya dengar itu agunan. Kalau tidak ada, rasanya modal itu jauh sekali. Memakmurkan, membangun ekonomi yang kompetitif, dan menyejahterakan masyarakat di Asean inilah tujuan integrasi Asean," ucapnya.
 
Muliaman menambahkan integrasi di sektor keuangan disiapkan untuk perbankan, pasar modal, dan asuransi.
 
Untuk sektor perbankan, otoritas telah menyiapkan Asean banking integration framework (ABIF) dimana integrasi ini akan memudahkan bagi perbankan dalam negeri yang memenuhi kualifikasi untuk membuka cabang di kawasan Asean.
 
"Nanti ada bank Asean yang bisa buka di mana saja, seperti bebas visa. Disebut Asean qualified bank (AQB). Tapi kita belum mempersiapkan ini," ujarnya.
 
Muliaman menuturkan aset industri keuangan khususnya sektor perbankan di Indonesia terbilang masih rendah dibandingkan dengan Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura yakni 55% dari Gross Domestic Product (GDP). Padahal di negara-negara lain di kawasan Asean, aset perbankan sudah di atas 100% dibandingkan PDB.
 
"Aset industri keuangan kita masih kecil, kapasitasnya terbatas. Misalnya aset perbankan hanya 55% dari GDP, negara lain sudah di atas 100%. Malah mereka aset bank lebih tinggi dari GDP-nya, di Indonesia hanya separuh dari GDP," tutur Muliaman.
 
Tak hanya perbankan, aset industri asuransi dan pasar modal Indonesia juga terbilang masih rendah. Padahal, lanjutnya, pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan jangka panjang. Melalui pasar modal, para pengusaha bisa mencari pinjaman yang lebih besar dibandingkan meminjam melalui perbankan.
 
"Aset asuransi Indonesia dibanding GDP juga sangat kecil, ini tantangan yang besar. Di pasar modal juga kita masih terkecil, dari kapitalisasi juga, minat dan pemahaman orang terhadap pasar modal juga masih rendah," ucap Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper