Bisnis.com, jAKARTA- Didapuknya batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO pada 2006 adalah marka yang menandakan wastra Nusantara itu milik Indonesia yang tak bisa diklaim bangsa asing. Namun, bagaimana nasib warisan budaya yang lain?
Masih banyak kain serta pakaian adat asli Indonesia yang patut dan harus diperjuangkan pengakuannya agar luput dari ancaman klaim negara lain. Jangan sampai citra kain Nusantara yang otentik dengan bangsa ini direbut oleh tangan-tangan bangsa lain.
Pada beberapa kesempatan, diam-diam sudah mulai banyak orang asing yang mengaku-aku kain dan busana adat RI sebagai kepunyaan mereka. Hal itu diakui oleh desainer Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Yogiswari Prajanti.
Belum lama ini dia berpartisipasi dalam Mercedes Benz Stylo Asia Fashion Week 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia untuk memamerkan koleksimodest wearterbarunyaGedogliciousyang menggunakan bahan utama tenungedogdari Tuban.
Terdapat beberapa set peragaan dalam pergelaran yang turut dihadiri oleh istri Duta Besar Indonesia untuk Malaysia tersebut. Yogi mengaku, ketika giliran desainer-desainer Malaysia memeragaan karya mereka, hal mengejutkan sekaligus bisa diprediksi pun terjadi.
Rancangan mereka menggunakan bahan-bahan seperti ulos, tenun NTT, dan masih banyak lagi tenun-tenun Nusantara yang diklaim sebagai kain asli negara mereka. Padahal, saya tahu betul itu kain Indonesia karena saya juga sering menggunakannya, tuturnya.
Selain wastra Nusantara, pakaian adat seperti kebaya juga kerap diklaim oleh negara tetangga. Sampai-sampai, mereka menggunakannya di beberapa acara internasional untuk mencitrakan kebaya sebagai pakaian nasional mereka.