Bisnis.com, MATARAM - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah berkomitmen terus memperbaiki ketimpangan perekonomian yang merupakan salah satu tantangan yang perlu diatasi dalam era globalisasi sekarang ini.
"Salah satu negara yang paling timpang adalah negeri kita. Saya berjanji untuk memperbaiki kondisi ini, secara bersama-sama," kata Jusuf Kalla dalam acara Muktamar VI dan Milad ke-25 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang digelar di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (12/12/2015).
Seperti diketahui, lembaga keuangan multilateral Bank Dunia telah melakukan kajian terkait ketimpangan di sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia.
Menurut Jusuf Kalla, mengatasi ketimpangan saat ini merupakan tantangan yang besar antara lain karena berdasarkan kajian laporan Bank Dunia tersebut, 1% keluarga Indonesia bisa sampai menguasai hingga 50,3% kekayaan bangsa.
Dengan demikian, lanjutnya, maka 99% keluarga Indoneesia lainnya harus berbagi dari 50% kekayaan nasional lainnya, sedangkan sesuatu hal yang tidak seimbang harus diperbaiki oleh seluruh lapisan.
"Kita bicara tentang keadilan agar kondisi ke depan tidak terganggu. Bangsa ini harus meningkatkan tingkat keadilannya secara bersama-sama," katanya.
Wapres juga mengingatkan bahwa gini rasio (tingkat ketimpangan) secara nasional adalah sekitar 0,41 namun gini rasio di perkotaan diperkirakan dapat mencapai 0,43 atau berarti lebih besar terjadi ketimpangan di kawasan perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Sebagaimana diberitakan, tingkat ketimpangan ekonomi antarpenduduk atau rasio gini Indonesia hingga Desember 2015 sudah turun ke 0,408 dari 0,413 sejak data terakhir di 2014 atau sesuai dengan target di APBN-Perubahan 2015, kata pejabat tinggi Bappenas.
Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Rahma Iriyanti, di sela seminar "Akhiri Ketimpangan untuk Indonesia" di Jakarta, Selasa (8/12), menilai membaiknya gini rasio lebih karena melorotnya pendapatan masyarakat menengah ke atas, sehingga jurang ketimpangan mengecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu
Guyuran Insentif Jadi Angin Segar Industri Properti di 2025
4 jam yang lalu