Bisnis.com, SEMARANG - Ekspor sarang burung walet melalui Pelabuhan Tanjung Emas tercatat mencapai sekitar tiga ton.
Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang Heru Wahyu Praja mengatakan angka ekspor sarang walet tersebut adalah ekspor sepanjang tahun ini. “Sarang walet paling tinggi kita, sejak awal Februari sekitar tiga ton,” kata Heru akhir pekan lalu.
Seluruh sarang walet itu diekspor ke China. Namun demikian, tak semua sarang walet berasal dari daerah Jawa Tengah. Sarang walet memang menjadi komoditi ekspor bernilai cukup tinggi. Negeri Panda termasuk salah satu negara dengan permintaan sarang walet dalam jumlah besar.
Sebelumnya, Badan Karantina Pertanian Kementan mengaplikasikan sertifikasi karantina ekspor dan pelepasan karantina impor secara online, yang diklaim mampu mengakselerasi ekpsor dan memangkas dwelling time.
Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan Lampung, dan Bandar Udara Ahmad Yani ditunnjuk sebagai pilot project sistem tersebut per 1 Desember 2015.
Dalam pelaksanaanya, sistem daring atau online itu dilaksanakan melalui Pelayanan Prima Karantina (PPK) Ekspor dan PPK Layanan Prioritas. Keduanya terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW).
Adapun, melalui sistem PPK Ekspor layanan karantina untuk memperoleh sertifikat ekspor produk pertanian dan perikanan hanya dapat dilakukan secara elektronik melalui INSW.
Di sisi lain, layanan daring serupa juga diberikan pada importir melalui PPK Layanan Prioritas. Dengan layanan tersebut, pelaku hanya cukup mengunduh sertifikat pelepasan karantina. Namun, layanan ini hanya diberikan pada importir dengan rekam jejak yang dinilai baik dalam enam bulan terakhir.