Bisnis.com, JAKARTA—PT Cheetham Garam Indonesia siap memproduksi garam konsumsi seluas 60 hektare pada 2016 dengan melibatkan masyarakat Nagekeo sebagai tenaga kerja.
Presiden Direktur PT Cheetham Garam Indonesia Arthur Tanudjaja mengatakan pada Februari 2016 konstruksi lahan garam sebesar 60 hektare akan dimulai, yang diproyeksi siap memproduksi garam konsumsi pada September mendatang.
“Kami memproduksi garam konsumsi premium dengan kapasitas 10.000 ton, nantinya untuk memenuhi kebutuhan NTT. Setidaknya akan melibatkan 200 warga lokal,” tuturnya, Kamis (17/12/2015).
Menurutnya, selain untuk meningkatkan pasokan garam berkualitas di NTT, pihaknya ingin memberikan edukasi kepada masyarakat tentang nilai tambah keberadaan pabrik garam di lokasi tersebut.
Cheetham sendiri menggelontorkan investasi US$30 juta untuk menggarap 1.000 ha lahan di Nagekeo untuk diproduksi sebagai garam industri. “Pembukaan lahan itu [60 ha] terlepas dari bagian 1.000 ha. Kami mengeluarkan investasi US$3 juta untuk pembukaan lahan garam konsumsi tersebut,” katanya.
Hingga kini Cheetham belum bisa merealisasikan investasi garam industri akibat belum rampungnya persoalan pembebasan lahan. Menurutnya, permasalahan terpenting saat ini adalah meningkatkan sosialisasi pemerintah terkait peroalan agraria.
Pasalnya, program reformasi agraria yang diberikan kepada 400 pemilik hak tanah tidak berjalan dengan baik. “BPN Pusat sudah berupaya melakukan pengukuran tiga kali, dan ketiganya dihalang oleh warga dengan membawa senjata. Ini kuncinya sosialisasi harus ditingkatkan,” tambahnya.