Bisnis.com, MEDAN - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut mencatat kinerja ekspor sepanjang tahun lalu merosot 3,38% dibandingkan dengan 2014.
Volume ekspor hanya mencapai 450.389,38 ton dari volume pada 2014 sebanyak 436.197,74 ton.
Sekretaris Gapkindo Sumut Edy Irwansyah menuturkan, penurunan volume ekspor tersebut sedikit di bawah perkiraan sebelumnya yakni 4%.
"Tapi penurunan ini memang sudah kami antisipasi, bahkan sejak awal tahun karena permintaan yang terus melemah dan fluktuasi harga jual," ujar Edy, Rabu (27/1/2016).
Dia merinci, pada tahun lalu, total realisasi penjualan karet Sumut mencapai 450.839,38 ton atau menurun dari 466.055,01 ton pada 2014.
Dari total tersebut, sebanyak 14.641,63 ton karet Sumut dijual di dalam negeri. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu 14.597,09 ton.
"Ekspor pada Desember 2015 sedikit meningkat yakni 37.270,03 ton, dibandingkan dengan November 2015 33.212,24 ton. Sepanjang tahun lalu, kinerja volume ekspor tertinggi terjadi pada Maret, April, dan Agustus 2015 dengan rata-rata 39.000 ton per bulannya,"
Sebelumnya, Gapkindo Sumut memprediksi kinerja ekspor karet sepanjang tahun ini juga bernasib sama dengan tahun lalu yakni turun 3%-4%.
Penyebabnya yakni permintaan dari negara-negara utama tujuan ekspor karet Sumut belum akan membaik karena pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih stagnan dan penurunan produksi karet lokal.
Edy berharap proyeksi penurunan kinerja ekspor dan produksi karet Sumut tersebut bisa tertolong jika penyerapan domestik meningkat.
Berdasarkan data BPS Sumut, pada periode Januari-November 2015, total nilai ekspor karet dan barang dari karet mencapai US$1,06 miliar atau merosot 21,49% dari periode yang sama pada 2014 yakni US$1,35 miliar.
Ekspor karet berkontribusi terbesar kedua atau 15% setelah lemak dan minyak hewan/nabati 42,71%.