Bisnis.com, JAKARTA -- PT Cikarang Inland Port, pengelola pekabuhan darat Cikarang Dry Port menargetkan pertumbuhan volume ekspor-impor sebesar 50% tahun ini.
Managing Director Cikarang Inland Port, Benny Woenardi, mengatakan pertumbuhan volume dikerek lebih tinggi karena tahun ini akan muai beropeasi Pusat Logistik Berikat (PLB) untuk komoditas kapas.
Menurut benny, operasional PLB di Cikarang Dry Port diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan volume ekspor-impor sebesar 10%
"Tahun 2015 volume ekspor impor melalui Cikarang Dry Port tumbuh 40%, Target pertumbuhan di tahun 2016 sebesar 50%," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (4/2/2016).
Untuk mendongkrak volume, Cikarand Inland Port bekerjsama dengan sama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) guna memulai operasional PLB khusus komoditas kapas. Benny berharap, kehadiran PLB akan mengurangi biaya distribusi di industri tekstil dalam negeri sehingga turur mendorong investasi baru di sektor ini.
Sebagaimana diketahui, pembentukan PLB merupakan realisasi dari paket kebijakan ekonomi jilid pertama yang diumuman pemerintah tahun lalu. Pemerintah akan memberikan sejumlah insentif antara lain penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan pembebasan pajak impor.
Benny mengatkan, perseroan juga akan menggelontorkan investasi sebanyak Rp160 miliar untuk penambahan kapasitas Cikarang Dry Port. Dia menjelaskan, Perseroan akan membangun gudang kapas seluas empat hektare di atas lahan delapan hektare.
Tahap pertama pembangunan seluas satu hektare ditargetkan selesai pada Agustus 2016. Selain itu, Cikarang Inland Port juga telah mempersiapkan gudang seluas 11.960 m2 yang bisa beroperasi setelah aturan teknis terkait PLB terbit.