Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Ayam Anjlok, Pemerintah Diminta Cari solusi

Pemerintah diharapkan segera melakukan langkah untuk stabilisasi harga daging ayam di tingkat peternak yang turun hingga 50% dari biaya produksi.n
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diharapkan segera melakukan langkah untuk stabilisasi harga daging ayam di tingkat peternak yang turun hingga 50% dari biaya produksi.

Ketua Dewan Pembina Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia ) Hartono mengatakan solusi yang dilakukan selama ini untuk mengatasi permasalahan harga daging ayam dianggap hanya dilakukan sepihak. Solusi sepihak tersebut akhirnya justru menimbulkan beberapa dampak lainnya.

“Menimbulkan ekses pada DOC (ayam umur sehari/ day old chicken) terhadap sebagian peternak mandiri/rakyat, juga ekses terhadap konsumen,” kata Hartono, sesuai pertemuan dengan Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Dampak yang sangat terasa adalah kejatuhan harga di tingkat peternak. Harga yang sangat rendah tersebut dikhawatirkan akan membuat banyak peternak mengalami kebangkrutan.

Di sisi lain, sambungnya, harga di tingkat konsumen masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, peran pemerintah untuk menyelesaikan solusi dari anomali tersebut semakin mendesak.

Sejauh ini, solusi yang ditawarkan dari pihak produsen adalah himbauan pengurangan produksi kepada semua peternak. Tetapi untuk itu, pemerintah harus memberikan arahan agar pengurangan produksi tersebut tetap bisa dikendalikan.

“Mungkin dalam bentuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Semoga selambat-lambatnya dalam satu minggu ini bisa beres semua,” ujar Hartono.

Beleid tersebut diharapkan dapat menjadi landasan hukum dalam upaya penyesuaian antara pasokan dan permintaan, sehingga tidak menimbulkan gejolak.  Setelah regulasi tersebut rampung, sisanya adalah pengaplikasikan pembagian pengurangan produksi yang adil di tingkat peternak.

Dengan demikian, diharapkan harga yang dihasilkan juga tidak terlalu mahal, sehingga tidak merugikan konsumen dan dapat menjamin ketersediaan pasokan di pasar. Beleid tersebut juga memberikan jaminan tidak adanya pelanggaran regulasi lainnya seperti Undang-undang KPPU, Undang-undang Pangan, maupun Peraturan Presiden No.71/2015 tentang Penyimpanan Kebutuhan Bahan Pokok dan Barang Penting.

“Di Perpres No.71/2015 itu jelas, kalau terjadi instability, pemerintah harus segera turun tangan. Instability-nya sekarang ada di peternak. Kalau peternak tutup jadi masalah tersendiri kan,” kata Hartono.

Saat ini, harga daging ayam di tingkat peternak jatuh antara Rp8.000/kg hidup dan Rp.10.000/kg hidup. Harga tersebut jauh lebih rendah dibanding biaya produksi yang berkisar di angka Rp18.500/kg hidup. Sementara harga di tingkat konsumen juga mengalami penurunan meski tidak setinggi di tingkat peternak.

Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan harga daging ayam di tingkat konsumen rata-rata pada Selasa (23/2) mencapai Rp.30.493/kg atau turun 9,37% dari harga pada (24/1) Rp.33.645/kg.

Senada dengan pihak peternak, Komisi Pengawas Persaingan Usaha juga meminta Kementerian Perdagangan untuk segera mengambil langkah tegas guna mencegah kehancuran industri perunggasan nasional.

Hal tersebut disebabkan karena harga ayam hidup di kandang peternak turun drastic menjadi kisaran Rp8.500 – Rp9.000 per kg hidup dari harga semula di kisaran Rp15.000 – Rp18.000 per kg. KPPU menilai hal tersebut berpotensi menimbulkan dampak yang sanagt signifikan baik bagi konsumen maupun para pelaku usaha di industri tersebut.

Oleh karena itu, KPPU berharap agar Kementerian Perdafgangan dapat segera mengambil langkah konkret, salah satunya dengan mengimplementasikan Perpres No.71/2015. Langkah tersebut akan menjadi tindakan jangka pendek untuk mengatasi keadaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper