Bisnis.com, MEDAN--Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mengumpulkan data dan fakta tentang praktik persaingan usaha yang tidak sehat di industri peternakan, menyusul kerugian yang dikeluhkan para peternak ayam.
Wakil Ketua Komisioner KPPU Kurnia Sya'ranie mengatakan pihaknya memang tengah mengumpulkan data dan fakta di beberapa daerah terkait dugaan praktik persaingan tidak sehat.
Beberapa hal yang menyebabkan KPPU menindaklanjuti lebih jauh, yakni harga ayam potong yang terus melambung, dan harga jual ayam hidup pada tingkat peternak turun jauh di bawah biaya pokok produksi untuk peternak mandiri.
"Kami juga sadar sepenuhnya sulit bagi pemerintah untuk menindak, karena belum ada payung hukum yang jelas," ujar Kunia pada acara Desiminasi Usulan Kebijakan Persaingan Penataan Pasar Ayam Ras yang diselenggarakan KPPU di Medan, Sabtu (27/2/2016). Kegiatan serupa juga digelar di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Semarang.
Dia menyatakan hasil dari pertemuan di beberapa daerah ini akan dijadikan rekomendasi untuk revisi regulasi. Memang berat jika peternakan ayam rakyat sepenuhnya dipegang pemerintah, karena bisa menghabiskan APBN Rp30 triliun.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Peternak Rakyat Indonesia (Aspari) Faisal Halim mengungkapkan para peternak masih terlilit utang. Alasannya, perusahaan diduga bersepakat menaikkan harga pakan, sedangkan harga jual hasil ternak petani diturunkan.
Dia mencontohkan untuk harga pakan saat ini dibandrol Rp7.000 per kg. Adapun, untuk menghasilkan 2 kg daging ayam dibutuhkan 3,3 kg pakan. Total biaya tersebut kemudian ditambah bibit ayam Rp4.000, OVK Rp2.000, BOP 3.000 sehingga modal untuk 2 kg daging ayam Rp32.000. Sementara itu, harga jual yang ditentukan pabrik besar Rp11.000 per kg.
"Kami mengalami kerugian Rp5.000 per kg. Perekor ruginya bisa Rp10.000. Kalau kami pelihara 10.000 ekor ayam maka rugi Rp100 juta. Padahal modal usaha kami dari pinjaman perbankan. Bagaimana kami mau keluar dari utang? Pemerintah selama ini kurang mengawasi, terutama dari SKPD setempat," tambah Faisal.
Beberapa perusahaan yang diduga terlibat dalam skema ini yakni Charoen Pokphand Jaya Farm, Japfa Comfeed Indonesia, Malindo Feedmill, New Hope Group, Cheil Samsung Indonesia, Cargill Animal Nutrition, Mabar Feed Indonesia, dan Sabas Indonesia.
Oleh karena itu, Faisal meminta KPPU segera melakukan penyelidikan.()