Bisnis.com, MEDAN - International Tripartite Rubber Council (ITRC) mulai membatasi volume ekspor karet pada bulan ini. Sumatra Utara mendapatkan pembatasan 38.000 ton hingga enam bulan ke depan.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan tujuan pembatasan adalah untuk mengembalikan harga karet dunia ke level normal. Kendati demikian, hingga kini, harga tersebut belum seperti yang diharapkan oleh produsen.
"Total pengurangan ekspornya 615.000 ton hingga Agustus 2016. Ketiga negara produsen yakni Thailand, Malaysia, dan Indonesia merupakan pemasok karet alam dunia hampir 70%. Walaupun memang sudah ada kenaikan harga karet dunia sejak diumumkan, tapi belum menyentuh harga ideal," papar Edy, Jumat (4/3/2016).
Dia merinci, idealnya untuk harga karet siap ekspor TSR20 FOB di Pelabuhan Belawan US$1,9 per kg. Adapun, kondisi harga saat ini sudah meningkat dari US$1,08 per kg menjadi US$1,3 per kg.
"Konsumen karet alam sudah terlambat untuk memperbanyak stoknya. Walaupun ada upaya pihak pembeli menaikkan harga, tapi jumlah pasokan sudah terbatas," tambah Edy.
Berdasarkan keputusan ITRC, Thailand mengurangi volume ekspor karet 324.000 ton, Malaysia 53.000 ton, dan Indonesia 238.000 ton.