Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekat Kanal dan Tata Kelola Air Cara Cegah Kebakaran Lahan

Manajemen tata kelola air yang baik serta pembangunan sekat kanal agar lahan tetap lembab merupakan salah satu upaya yang dinilai efektif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kiri), Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri) Menteri LHK Siti Nurbaya (tengah) dan Direktur Direktorat Zeni Angkatan Darat Brigjen TNI Irwan (kanan) usai menyusuri pematang sekat kanal yang dibangun untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut di Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (31/10)./Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kiri), Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri) Menteri LHK Siti Nurbaya (tengah) dan Direktur Direktorat Zeni Angkatan Darat Brigjen TNI Irwan (kanan) usai menyusuri pematang sekat kanal yang dibangun untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut di Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (31/10)./Antara

Bisnis.com, PEKANBARU— Manajemen tata kelola air yang baik serta pembangunan sekat kanal agar lahan tetap lembab merupakan salah satu upaya yang dinilai efektif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Irsyal Yasman mengungkapkan anggotanya sudah menyiapkan berbagai upaya untuk mencegah karhutla menyusul ditemukannya sejumlah titik panas (hot spot) di Riau dan Sumatera Selatan.

“Semua anggota APHI sudah siaga, dan akan mengikuti apel kesiagaan di Palembang,” ujarnya saat dihubungi Senin (07/03).

Irsyal mengungkapkan saat ini terdapat 274 unit manajemen izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan alam (HPH) yang menjadi anggota APHI dengan luas wilayah kelola 24,5 juta hektare, yang bersiaga menghadapi ancaman karhutla.

Sementara untuk IUPHHK hutan tanaman (HTI), anggota APHI terdapat 154 unit manajemen dengan wilayah kelola 7,4 juta hektare. Tidak semua pemegang IUPHHK menjadi anggota APHI karena sifatnya yang sukarela.

Untuk memastikan kesiapan menghadapi kebakaran hutan, anggota APHI akan mengikuti apel siaga di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (7/3/2016). Apel juga akan dihadiri Menkopolhukam Luhut Panjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Menurut Irsyal, untuk mencegah kebakaran di lahan gambut, anggota APHI melakukan manajemen tata air yang memastikan gambut tetap lembab sehingga tak mudah terbakar. Pembangunan kanal pun dilakukan sesuai dengan topografi sehingga mampu menunjang pertumbuhan tanaman tanpa mengeringkan gambut.

Untuk sistem deteksi dini, Irsyal mengungkapkan, pihaknya sudah bekerjasama dengan Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki).

Dalam sistem ini APHI berperan mendistribusikan data titik panas (hot spot) hingga ke tingkat tapat dan memastikan setiap anggota mengambil respons yang tepat.

“Kami juga akan mengkoordinasikannya dengan satgas kebakaran hutan dan lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” katanya.

Irsyal menyatakan, untuk merespons hot spot, anggota APHI terus meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki. Teknologi tepat guna berupa alat khusus yang meningkatkan sebaran penyemprotan air sudah dimanfaatkan. Adapun peralatan pemadam seperti helikopter juga siap dioperasikan.

APHI juga terus berinovasi dalam program kerjasama dengan masyarakat untuk pengendalian kebakaran. Selain melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas Masyarakat Peduli Api, anggota APHI kini juga mengembangkan program desa tanpa api. Lewat program ini, anggota APHI akan membantu menyiapkan peralatan pengolahan lahan tanpa bakar bagi masyarakat desa.

“Anggota APHI juga melakukan program agroforestry di 500 desa untuk Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dan memberi insentif bagi desa yang terbukti tidak terjadi kebakaran (Desa Bebas Api)," katanya.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, hingga Sabtu (5/3) ada 53 titik panas yang terdeteksi dan 37 diantaranya diindikasikan sebagai kebakaran lahan dan hutan.

Titik panas itu tersebar di lima daerah, yaitu Kota Dumai, Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kelima kabupaten/kota di Riau tersebut sudah dan akan menetapkan status siaga darurat kebaakaran hutan dan lahan, karena titik panas sudah terdeteksi lebihd ari dua pekan.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper