Bisnis.com, BOGOR - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Muhammad Kadrial mengaku industri pos tak banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekalipun kondisi perekonomian tidak stabil.
"Kita tak melakukan PHK besar-besaran ini tanda bisnis ini tahan lama. Kkta juga memakan banyak kue dari perekonomian saat ini berkat e-commerce," ujar Kadrial dalam pembukaan Musyawarah Nasional IX Asperindo, Selasa (22/3/2016).
Perusahaan yang tergabung dalam Asperindo diakui Kadrial juga beruntung karena adanya UU Pos No.38/2009 memiliki ketentuan tentang standarisasi dan interkoneksi antar perusahaan jasa ekspres. Dia pun mendorong pembangunan interkoneksi dengan cara menurunkan secara detail standarisasi dalam UU Pos.
"Interkoneksi tak akan jalan tanpa standarisasi. Oleh sebab itu diperlukan satu sistem kerja untuk semua usaha," jelasnya.
Kadrial menyatakan peluang e-commerce jangan sampai dikuasai oleh perusahaan asing. Sayangnya, peraturan dari perdagangan dan pabean belum mendukung e-commerce internasional.
Asperindo memproyeksikan tingkat pertumbuhan khusus sektor jasa kurir bisa naik 14%. Pasalnya, Asperindo memprediksikan pertumbuhan e-commerce akan mencapai 40% atau menyumbang sekitar 25% dari seluruh pertumbuhan industri logistik nasional yang diperkirakan mencapai 15,2% hingga 2019.
Berdasarkan Euomonitor International dari enam negara Asia Tenggara, Indonesia sejak 2014 berada di tingkat pertama sebagai negara dengan pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Euromonitor memperkirakan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan penjualan online di Indonesia pada 2014-2017 ada di angka 38%.