Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Institut Teknologi Sepuluh November Kini Punya Pusat Kajian Halal

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akhirnya membentuk pusat kajian halal yang sementara ini disebut ITS Halal Center.
Logo halal/Ilustrasi
Logo halal/Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akhirnya membentuk pusat kajian halal yang sementara ini disebut ITS Halal Center.

Ketua ITS Halal Center Fredy Kurniawan menjelaskan nantinya pusat kajian halal tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengusaha Indonesia, khususnya Jawa Timur yang membutuhkan kajian halal untuk produknya sebelumnya dapat label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Di Jawa Timur sendiri baru ada dua pusat kajian halal yakni di Universitas Brawijaya Malang dan ITS ini,” katanya seusai Peresmian ITS Halal Center, Kamis (24/3/2016).

Dia memaparkan ITS Halal Center ini nantinya juga akan dikembangkan sebagai pusat penelitian terkait bahan pengganti sebuah produk yang masuk dalam kategori belum halal.

Misalnya penelitian terhadap rumput laut atau lidah buaya yang dapat digunakan sebagai pengganti kapsul yang masih menggandung bahan gelatin dari babi.

“Alternatif pengganti ini menjadi penting di tengah kekhawatiran publik terhadap halal tidaknya apa yang dikonsumsi,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Fredy, ia telah mendesain alat instan untuk mengetahui apakah suatu bahan makanan, minumam atau obat tersebut mengandung babi atau tidak. Alat tersebut diberi nama Quartz Crystal Microbalance.

“Cara kerjanya cukup sederhana dan mudah dimengerti, tinggal masukan bahan yang mau diuji, kemudian akan teridentifkasi apakah bahan itu halal atau haram, lewat sinyal yang dihasilkan dari bahan tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin mengatakan dalam melalukan kajian halal atau tidaknya sebuah produk tidak terlepas dari peran akdemisi sehingga perlu banyak didirikan pusat kajian secara menyeluruh di Indonesia.

Adapun untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui produk itu halal atau tidak, MUI saat ini sedang membuat aplikasi android untuk mengecek produk tersebut melalui barcodenya sehingga manfaatnya bisa langsung diterima masyarakat.

“Aplikasi ini sedang dibuat dan sementara ini masih menggunakan website kami yang tersedia,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper