Bisnis.com, JAKARTA Di tengah derasnya barang impor kosmetik, Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia optimis produsen lokal masih bisa merebut pasar dengan menciptakan fokus pasar kelas atas.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia Nurhayati Subakat mengatakan dengan menciptakan produk untuk kelas atas akan membuat konsumen import minded beralih ke produk lokal.
""(Kalangan) kelas atas kan orientasinya masih barang-barang impor jadi kami membuat produk yang seolah-olah image-nya dari luar. Tapi setelah mereka tahu produk itu dari dalam negeri, konsumen tetap memakai produk itu karena kualitasnya setara,"" katanya pada Bisnis, Minggu (17/4/2016).
Saat ini beberapa produsen lokal membuat lini usaha baru dengan meningkatkan kualitas bahan baku, contohnya yang dilakukan PT Paragon Technology and Innovation dan Martha Tilaar. Keduanya menciptakan produk yang bisa bersaing dengan produk impor.
Meski penetrasi kelas atas tersebut hanya mencapai 10% dibanding dengan produk regulernya, menurutnya kepercayaan konsumen terhadap produk lokal semakin meningkat.
Dia memprediksi industri kosmetik dalam negeri mampu tumbuh sebesar 10% pada 2016 bagi industri kosmetik, meski tahun lalu banyak perusahaan yang tidak mencapai target.
Menurut Nurhayati, kosmetik seperti fashion, yang lebih inovatif, dialah yang mampu meraup pertumbuhan besar.
"Saat ini industri lokal dihadapkan dengan persaingan dengan rakasasa industri produk konsumen multinasional seperti Unilever, Procter & Gamble, dan Loreal. Mereka memang kelas dunia dan merajai bukan hanya di Indonesia saja, misalnya Loreal yang masih nomor satu. Mudah-mudahan kami bisa segera mengambil pasar mereka," katanya.
Namun permasalahannya, peritel kelas premium belum mau membuka kesempatan masuk bagi produk lokal, maka dengan adanya segmentasi kelas atas tersebut industri kosmetik lokal berharap bisa memasuki celah.
Hingga saat ini kosmetik dalam negeri masih mengimpor sekitar 30%-40% untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.