Bisnis.com, SURABAYA—Mayoritas pelaku usaha di bidang agroindustri Jawa Timur atau sebesar 42,36% hanya mengandalkan modal sendiri dalam menjalankan bisnisnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Benny Siswanto menyatakan 14,54% lainnya menggunakan lembaga nonformal seperti arisan. Adapun yang memanfaatkan sumber pembiayaan dari sektor perbankan baru 16,45%.
Hal tersebut dikemukakannya melalui analisis peranan agroindustri dalam pengembangan ekononomi Jawa Timur. Analisis ini dipublikasikan Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Jawa Timur.
“Dari sisi pendanaan, agroindustri memiliki akses yang relatif rendah terhadap sumber-sumber pembiayaan,” kata Benny, Kamis (21/4/2016).
Sepanjang tahun lalu kredit yang disalurkan untuk agroindustri cenderung rendah hanya 10,62% dari total kredit yang disalurkan di Jawa Timur. Subsektor rokok porsinya paling besar ketimbang subsektor agroindustri lain mencapai 4,41%.
Situasi ini dipengaruhi banyaknya perusahaan rokok yang berskala besar tersebar di Jawa Timur sejalan dengan produksi tembakau provinsi ini yang cukup besar.
Adapun kredit untuk pengolahan ikan menempati posisi tertinggi kedua mencapai 0,90% dari total kredit. Selanjutnya kredit untuk industri furniture 0,79%, dan industri bubur kertas 0,54%.