Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Jabar Perkuat 3 Misi Pengendalian Inflasi di 5 Lokasi

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat usung tiga misi program pengendalian inflasi, meliputi peningkatan produksi komoditas, peningkatan akses pemasaran, dan akses pembiayaan di lima daerah di Tanah Priangan pada tahun ini.
Kebutuhan pokok/Ilustrasi-hargababel.com
Kebutuhan pokok/Ilustrasi-hargababel.com

Bisnis.com, BANDUNG - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat usung tiga misi program pengendalian inflasi, meliputi peningkatan produksi komoditas, peningkatan akses pemasaran, dan akses pembiayaan di lima daerah di Tanah Priangan pada tahun ini.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Soekowardojo mengatakan empat daerah yang menjadi lokasi pelaksanaan program pengendalian inflasi yang telah berjalan, beserta tambahan satu daerah lainnya pada tahun ini, mengembangkan komoditas tertentu.

“Dari empat program pengendalian inflasi, dua di bidang hortikultura, yaitu di Lembang, Kab.Bandung Barat, dan Pangalengan, Kab.Bandung, serta ‎sapi potong di Cikelet, Kab.Garut dan Purabaya, Kab.Sukabumi,” urainya seusai acara penyerahan bantuan program sosial Bank Indonesia kepada Kelompok Tani Katata di Pangalengan, Kab.Bandung, Kamis (12/5/2016).

Adapun satu lokasi tambahan pelaksanaan program pengendalian inflasi yang akan dijalankan pada tahun ini, dia melanjutkan BI Jabar menyasar Kab.Cianjur untuk pengembangan komoditas beras Pandanwangi.

“BI dan pemerintah daerah membantu memperbaiki persoalan di sisi suplai. Harapannya dengan memperbaiki sisi suplai itu nanti kalau ada lonjakan permintaan, bisa direspons, sehingga tidak langsung menaikkan harga,” katanya.

Dari ketiga misi dalam program pengendalian inflasi, BI Jabar mengedepankan peningkatan dan kontinuitas produksi dari para produsen atau petani untuk selanjutnya dibukakan dengan akses pemasaran, misalnya dengan pengusaha ritel modern, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Biasanya setelah tahun ketiga mereka [kelompok tani] kuat, dari sisi produksi dan akses produksinya, baru kami ke akses pembiayaan. Dalam tiga tahun mereka sudah mandiri, lalu kami bergerak ke tempat lain ke daerah yang belum dikembangkan,” tutur Soekowardojo.

Setelah masa pembinaan selama rata-rata empat tahun di setiap daerah dengan pengembangan komoditas tertentu, BI Jabar melakukan passing out untuk selanjutnya dilanjutkan oleh pemerintah daerah tanpa melepaskan pemantauan.

Menurut dia, adanya pembinaan yang dilakukan pihaknya terhadap kelompok tani di berbagai daerah dengan komoditasnya masing-masing, menumbuhkan kepercayaan diri dari para petani sekaligus menarik para pelaku industri perbankan untuk memberikan pembiayaan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdalah Gifar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper