Bisnis.com, JAKARTA - Dubai Port World, operator pelabuhan kelas dunia asal Timur Tengah, menunjukan ketertarikannya untuk mengoperatori Pelabuhan Kuala Tanjung yang dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengaku Dubai Port (DP) World sudah tertarik untuk menjadi operator kontainer terminal dan logistiknya di Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Jadi karena itu daerah baru, kita akan mencari strategic partner yang mampu membawa market. Misalnya untuk kontainer terminal kita bisa undang DP World,” ungkapnya, Rabu (12/5/2016).
Namun, dia menuturkan PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I memilih skema beauty contest daripada lelang untuk menjadi operator pelabuhan laut dalam ini.
Alasannya, Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan pelabuhan yang baru sehingga membutuhkan operator yang mampu membawa volume. “Kemungkinan besar beauty contest karena kita ingin yang masuk itu kita lihat bukan penawarannya tetapi pengalamannya seperti apa. Jaringannya seperti apa.”
Selain itu, Pelabuhan Kuala Tanjung merupakan daerah baru yang belum ada kargo sehingga skema beauty contest. Rencananya, dia mengaku pemilihan operator bagi Tahap I Terminal Multipurpose direncanakan dimulai pada semester II tahun ini.
Adapun operator berpengalaman yang sudah menyatakan minat kepada Pelindo I a.l. DP World, HongKong Modern Terminal, International Container Terminal Services (ICTSI), AP Moeller (APM) Terminal.
PSA mungkin bingung karena dalam konteks networking value yang mereka bawa akan menjadi kurang dibandingkan yang lain. Kalau DP World, mereka belum mengoperasikan di kawasan Asean. Jadi akan benar-benar serius mengembangkan pelabuhan Kuala Tanjung.
Menurutnya, peminat kelas dunia ini datang karena mereka melihat potensi Kuala Tanjung untuk menjadi pelabuhan besar.
Ketika disinggung mengenai keikutsertaan PSA International atau otoritas pelabuhan asal Singapura, dia mengaku tidak ada. Dia menambahkan PSA International mungkin bingung karena dengan adanya Pelabuhan Kuala Tanjung maka nilai jaringan (networking value) mereka akan menjadi berkurang.
Lebih lanjut, dia menilai jika DP World masuk sebagai operator maka perusahaan ini akan serius mengembangkan pelabuhan di Selat Malaka ini.
“Kalau DP World, mereka belum mengoperasikan [secara penuh] di kawasan Asean. Jadi akan benar-benar serius mengembangkan pelabuhan Kuala Tanjung,” ujarnya.
Hingga Mei 2016, Pelindo I mencatat progres pembangunan Kuala Tanjung Tahap I untuk Terminal Multipurpose telah mencapai 45%.
Pengembangan Tahap I terdiri dari pembangunan Terminal Multipurpose senilai US$400 juta atau sekitar Rp4,9 triliun dengan kapasitas tiga juta ton minyak sawit (CPO).
Untuk tahap pertama Pelindo I bekerja sama dengan PT Waskita Karya (Persero) dan PT Pembangunan Perumahan (Persero). Pemegang saham dari proyek tahap satu ini a.l. Pelindo I sebesar 55%, sementara Waskita dan PTPP memegang sisanya sebesar 45%.
Pada Maret 2016, Bambang menargetkan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung Tahap 1 untuk Terminal Multipurpose akan selesai dibangun pada akhir 2016 dan efektif beroperasi pada kuartal I 2017.